Mantan Ateis Ini Masuk Islam Setelah Akui Ajaran Islam Masuk Akal

Mantan Ateis Ini Masuk Islam Setelah Akui Ajaran Islam Masuk Akal
Sumber gambar: youtube.com

MONITORDAY.COM - Abdur Rahim Yahya terlahir beragama Kristen sebagaimana mayoritas keluarga di negaranya. Namun sikap kritis telah tumbuh pada diri Abdur Rahim kecil. Dia selalu menanyakan perihal ketuhanan kepada pendeta. Sayangnya dia didoktrin untuk beriman saja tanpa perlu mempertanyakan hal-hal teologis. 

Jawaban tersebut tidak memuaskan. Abdur Rahim memutuskan menjadi ateis pada usia 11 tahun. Dia hidup tanpa pedoman benar dan salah. Hal itu membuat kehidupannya hampa. Pada saat usia mahasiswa, dia tak sengaja bertemu dengan temannya yang seorang muslim. Mereka pun mulai berdiskusi. 

Ada sebuah tantangan yang menarik. Jika kawannya yang muslim bisa meyakinkannya bahwa Tuhan ada, maka dia akan masuk Islam. Sebaliknya jika dia berhasil meyakinkan bahwa Tuhan tidak ada, maka sang muslim siap untuk keluar dari Islam. Mereka pun sepakat. 

Kemudian sang muslim pun memulai dengan sebuah pertanyaan, dari mana kita berasal? Abdur menjawab secara saintifik, bahwa kita berasal dari ayah dan ibu kita. Pertanyaan dilanjut semakin mendasar, darimana asal manusia? Abdur mengatakan dari monyet berdasarkan teori evolusi Darwin. 

Sampai kepada asal dari alam semesta ini. Berdasarkan sains, asal mula alam semesta adalah dari big bang. Pertanyaannya dari mana big bang berasal? Sampai sekarang ilmuwan pun belum menemukan jawaban ada apa sebelum big bang. Tidak mungkin ada big bang jika tidak ada yang menggerakannya. 

Siapa yang menciptakan hukum big bang? Dimana menurut sains big bang berasal dari materi bertumbukan dengan anti materi? Pasti ada yang menciptakannya. Di sanalah Abdur Rahim tersadar dan menemukan jawaban yang logis mengenai adanya Sang Pencipta. 

Kemudian Abdur Rahim menyadari bahwa kitab suci Al Quran bukanlah sebuah buku biasa. Al Quran mempunai keistimewaan tidak dapat ditiru sampai sekarang keindahan gaya bahasanya. Al Quran juga lahir saat bahasa Arab mencapai puncak kejayaannya di Arab. Abdur Rahim akhirnya membenarkan Al Qur'an. 

Pada akhirnya Abdur mengakui kebenaran Islam dan bersyahadat. Dia merasa menjadi seorang yang baru saat masuk Islam. Yang jelas hatinya lebih tenang dibanding saat masih Kristen atau ateis.