Makna Idul Fitri 1442 H, KH. Basuni: Tak Hanya Sekedar Kembali Ke Fitrah

MONITORDAY.COM - Makna Idul Fitri tak hanya sekadar kembali pada yang suci, namun dapat pula diartikan sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kemenangan besar yang diperoleh setelah menjalankan ibadah puasa Ramadan.
Hal ini disampaikan oleh KH. Basuni Prawira Negara yang akrab disapa Haji Basuni saat membawakan khutbah Idul Fitri 1442 H di Masjid Raya Al-Isro, Desa Kesugengan Kidul Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon, Kamis (13/5/2021).
" perayaan sholat Idul fitri di masjid ini dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat, dimana semua jamaah wajib mengenakan masker, tidak bersalam-salaman dan semuanya berjalan dengan tertib," jelas Haji Basuni yang juga Pemilik CV. Surabraja Mubarok.
Menurut Haji Basuni, memahami makna Idul Fitri dapat membuat seseorang merasa selalu bersyukur pada Allah.
Idul Fitri memiliki makna yang berkaitan erat dengan tujuan yang akan dicapai dari kewajiban berpuasa itu sendiri yaitu manusia yang bertaqwa. Idul fitri berasal dari dua kata "id" dan "al-fitri".
Id secara bahasa berasal dari kata aada – ya’uudu, yang artinya kembali. Hari raya disebut ‘id karena hari raya terjadi secara berulang-ulang, dimeriahkan setiap tahun, pada waktu yang sama.
Adapun fitri yang berarti buka puasa berdasarkan akar kata ifthar (sighat mashdar dari aftharo – yufthiru) dan berdasar hadis Rasulullah SAW, yang artinya :
”Dari Anas bin Malik: Tak sekali pun Nabi Muhammad SAW. Pergi (untuk shalat) pada hari raya Idul Fitri tanpa makan beberapa kurma sebelumnya." Dalam Riwayat lain: "Nabi SAW. Makan kurma dalam jumlah ganjil." (HR Bukhari).
Sedangkan kata Fitri yang berarti suci, bersih dari segala dosa, kesalahan, kejelekan, keburukan berdasarkan dari akar kata fathoro-yafthiru dan hadis Rasulullah SAW yang artinya:
“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan didasari iman dan semata-mata karena mengharap ridho Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (Muttafaq ‘alayh).
Barangsiapa yang shalat malam di bulan Ramadhan dengan didasari iman dan semata-mata karena mengharap ridho Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (Muttafaq ‘alayh).
Haji Basuni juga mengajak jamaah sholat Idul Fitri agar senantiasa tetap istiqomah memegang agama tauhid yaitu islam, ia tetap akan berkeyakinan bahwa Allah itu maha Esa dan hanya kepadanya setiap hamba memohon.
Begitupun dalam kehidupan sehari-hari, miliki tekad untuk berbuat dan berkata yang benar,walau kaana murron meskipun perkataan itu pahit.
Kemudian, tetap berlaku sebagai hamba Allah yang selalu taat dan patuh kepada perintah-Nya.
Lebih lanjut, Haji Basuni menuturkan bahwa umat merayakan Idul Fitri 1442 H kali ini terasa beda, begitu banyak ujian, mulai dari pandemi hingga derita umat di berbagai belahan dunia lain.
Saat umat Islam Indonesia bisa merayakan hari kemenangan. Pada waktu yang bersamaan roket Israel membombardir Gaza, Palestina. Akibatnya, puluhan orang tewas dan lebih dari 500 orang terluka.
" Inilah ujian keimanan bagi kita semua, sekiranya membuat kita semakin giat meningkatkan keimanan kita dan menjaga ukhuwah atau persaudaraan. Kita bersyukur rayakan lebaran dengan kondisi yang aman. Namun sebaik-baik umat, kita wajib kirimkan bantuan berupa materi ataupun doa untuk mereka yang tak memiliki kehidupoan yang baik seperti kita," ungkap Haji Basuni yang juga Pengusaha Muslim terkenal dari Kabupaten Cirebon.
Dikatakan Haji Basuni, beraneka ragam bentuk ujian yang Allah hadirkan kepada setiap manusia yang mengatakan dirinya beriman kepada Allah tersebut, merupakan cara untuk mengukur seberapa besar dan seberapa tinggi tingkat keimanannya.
Menyikapi beragam ujian tersebut, ada orang yang tetap teguh pada keimanannya. Alih-alih mengeluh, meratapi nasib, mengutuk keadaan, menyesali kondisi yang tengah dialaminya, dia justru menjadi seorang mukmin yang semakin kuat dan tangguh keimanannya. Dia yakin sepenuh hati bahwa beragam ujian yang Allah hadirkan mengandung hikmah serta pelajaran berharga dalam hidupnya.
Haji Basuni kembali mengingatkan bahwa Allah mengajarkan betapa manusia tidak punya daya dan kekuatan apa pun selain kekuatan yang Allah berikan kepadanya.
Mengakhiri khutbah Idul Fitri, Haji Basuni membacakan doa,
Rabbanaa, aatinaa fid dunyaa hasanah, wa fil aakhirati hasanah, wa qinaa 'adzaaban naar.
Artinya:
Ya Tuhan kami, berikan kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Lindungilah kami dari siksa api neraka.
Allaahummaftah lanaa abwaabal khair, wa abwaabal barakah, wa abwaaban ni'mah, wa abwaabar rizqi, wa abwaabal quwwah, wa abwaabas shihhah, wa abwaabas salaamah, wa wa abwaabal 'aafiyah, wa abwaabal jannah.
Allaahumma 'aafinaa min kulli balaa'id duniyaa wa 'adzaabil aakhirah, washrif 'annaa bi haqqil Qur'aanil 'azhiim wa nabiiyikal karīm syarrad duniyaa wa 'adzaabal aakhirah. Ghafarallaahu lanaa wa lahum bi rahmatika yaa arhamar raahimīn. Subhaana rabbika rabbil 'izzati 'an maa yashifuun, wa salaamun 'alal mursaliin, walhamdulillaahi rabbil 'aalamiin.
Artinya:
Ya Allah, bukalah bagi kami pintu kebaikan, pintu keberkahan, pintu kenikmatan, pintu rezeki, pintu kekuatan, pintu kesehatan, pintu keselamatan, pintu afiyah, dan pintu surga.
Ya Allah, jauhkan kami dari semua ujian dunia dan siksa akhirat. Palingkan kami dari keburukan dunia dan siksa akhirat dengan hak Al-Qur'an yang agung dan derajat nabi-Mu yang pemurah. Semoga Allah mengampuni kami dan mereka.
Wahai, zat yang maha pengasih. Maha suci Tuhanmu, Tuhan keagungan, dari segala yang mereka sifatkan. Semoga salam tercurah kepada para rasul. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam.