Lulusan SMK Mendominasi Angka Penggangguran, Pemerintah Fokuskan Peningkatan SDM Melalui Program Vokasi Nasional
Hasil Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah angkatan kerja pada Agustus 2018 sebesar 131,01 juta jiwa, angka ini mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 128,06 juta jiwa.

MONITORDAY.COM - Hasil Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah angkatan kerja pada Agustus 2018 sebesar 131,01 juta jiwa, angka ini mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 128,06 juta jiwa. Dari jumlah angkatan kerja tersebut, sebanyak 124,01 juta orang yang bekerja, sementara sisanya 7,001 juta jiwa orang atau 5,34 persen masih menganggur.
Jumlah pengangguran tersebut juga mengalami penurunan dibandingkan Agustus 2017 yang sebesar 7,04 juta jiwa
Jika dilihat secara jenjang pendidikan, maka angka pengangguran dengan tingkat pendidikan SMK sebesar 11,24 % dan SMA mencapai 7,95 %. Sementara untuk pendidikan tamatan Diploma dan Strata Satu (S1) atau Universitas masing-masing sebesar 6,02 % dan 5,89 %.
Maka dengan data BPS ini menunjukkan, bahwa tingkat pengangguran terbesar berasal dari masyarakat yang berpendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) .
Menggapi data BPS tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa Pemerintah akan lebih fokus memperbaiki program vokasi nasional sebagai bentuk peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Sehingga nantinya diharapkan lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) bisa langsung kerja sesuai dengan kebutuhan industri.
“Vokasi training, vokasi school masih menjadi fokus dan konsentrasi kita untuk perbaiki kualitas sehingga sumber daya manusia kita siap masuk dunia,” kata Jokowi saat meninjau pembangunan Depo MRT Jakarta Lebak Bulus, Jakarta, Selasa (6/11/2018)
Lebih jauh, Jokowi menjelaskan bahwa saat ini Indonesia telah bekerjasama dengan Jerman dalam hal pendidikan vokasi tersebut. Diharapkan dengan program vokasi nasional kedepan tingkat pengangguran yang pada Agustus 2018 mencapai 7 juta orang atau sekitar 5,34 persen bisa terus menurun. Oleh karena itu, perbaikan program vokasi harus terus dilakukan.
Perlu diketahui, program vokasi sendiri merupakan program pendidikan pada jenjang pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga yang dapat menetapkan keahlian dan ketrampilan di bidangnya, siap kerja dan mampu bersaing secara global.