Twitter Nonaktifkan Akun Trump

MONITORDAY.COM - Twitter menonaktifkan sementara akun Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump @realDonaldTrump selama 12 jam.
Adapun penguncian ini dilakukan setelah cuitan Trump dianggap telah melanggar aturan.
Twitnya dinilai mengandung dukungan aksi kekerasan yang sedang berlangsung di tengah demonstrasi di Gedung Capitol (DPR/MPR AS), di Washington DC.
Demikian hal tersebut disampaikan Twitter Inc pada Rabu (6/1/2021) waktu setempat.
Setelah menindaklanjuti situasi yang memanas di Washington, platform berlogo burung biru itu meminta agar Trump menghapus tiga twit terbaru yang diunggahnya, karena dianggap melanggar kebijakan Integritas Sipil.
Awalnya, Twitter hanya membatasi agar twit tersebut tidak bisa di-reply (jawab), retweet, dan like (disukai).
Dengan pertimbangan, Twitter akhirnya memutuskan untuk menangguhkan akun Twitter milik Donald Trump, karena alasan diatas.
"Sebagai akibat dari situasi kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan sedang berlangsung di Washington, D.C., kami meminta penghapusan tiga tweet @realDonaldTrump yang telah diposting sebelumnya hari ini untuk pelanggaran berat dan berulang terhadap kebijakan Integritas Sipil kami," kata Twitter dalam akun resminya.
"Artinya, akun @realDonaldTrump akan dikunci selama 12 jam setelah Tweet tersebut dihapus. Jika Tweet tidak dihapus, akun tersebut akan tetap terkunci," lanjut twit Twitter.
Selain itu, Twitter juga mengancam akan menangguhkan akun Donald Trump selamanya (permanen), jika twit yang dimaksud tidak juga dihapus oleh Trump.
"Pelanggaran aturan Twitter di masa mendatang, termasuk melanggar Integritas Sipil kami atau ancaman kekerasan, akan mengakibatkan penangguhan permanen atas akun @realDonaldTrump," jelas Twitter.
Dikutip dari Engadget, tiga twit yang dipermasalahkan telah hilang dari akun Twitter Donald Trump. Termasuk video yang dianggap menghasut kekerasan. YouTube juga telah menghapus pidato Donald Trump yang dimaksud dalam platformnya.
Kekacauan di gedung DPR/MPR AS terjadi setelah masa pendukung Trump berhasil merangsek ke dalam gedung Capitol. Dalam aksi ini, seorang wanita tewas ditembak dan puluhan demosntran lainnya luka-luka.
Kekisruhan ini membuat polisi memberlakukan jam malam pukul 18.00 di seluruh DC.