Lakukan Penganiayaan Terhadap Santri, Oknum Guru Ponpes di Cianjur Dilaporkan ke Polisi

MONITORDAY.COM - Oknum guru di Pondok Pesantren (Ponpes) di Kecamatan Cugenang, Cianjur, Jawa Barat melakukan penganiayaan terhadap dua orang santri menggunakan seutas kabel listrik karena melakukan kesalahan keluar pondok tanpa izin, akibat perlakuannya tersebut oknum guru tersebut dilaporkan ke polisi.
Kapolres Cianjur, AKBP Mochamad Rifai menyebutkan pihaknya telah mendapat laporan dari kedua orang tua santri yang mengalami luka lebam di sekujur tubuhnya mulai dari bagian kaki, tangan hingga punggungnya karena dipukul menggunakan seutas kabel.
"Kami masih mendalami dan segera melakukan penyelidikan karena luka yang diderita cukup parah. Saat ini laporan korban sudah kami terima dan segera ditindaklanjuti," kata Rifai di Cianjur, Selasa (9/3/2021).
Sebelumnya orang tua korban, Adis Abeda (49), orang tua santri atasnama Heru (12), dikabarkan anaknya kabur dari pondok pesantren dan berusaha mencari.
Adapun ditemui di rumah warga yang menyelamatkan Heru di Kecamatan Cipanas, menyebutkan kalau dia melarikan diri pondok karena mengalami penyiksaan.
Dengan demikian, Adis sempat geram ketika melihat tubuh anaknya penuh luka lebam mulai dari tangan, kaki hingga punggung akibat disiksa oknum guru, sehingga dia langsung melaporkan hal tersebut ke Mapolres Cianjur.
Apalagi Adis mengatakan dirinya menitipkan anak ke pondok untuk mendapatkan pendidikan agama bukan untuk disiksa.
"Saya melaporkan ini, agar ada efek jera dan tidak ada lagi santri yang mendapat penyiksaan seperti ini. Kalau memang melanggar seharusnya tidak dihukum seperti ini, saya yang melahirkannya tidak pernah memberi pelajaran ke anak dengan main tangan," tuturnya.
Sementara itu, Heru sebagai korban penyiksaan oknum guru itu mengatakan, ia dan temannya dipanggil oknum guru tersebut karena diduga melakukan kesalahan keluar pondok untuk berbelanja keperluan ke toko swalayan, namun dirinya tidak ikut hanya mengetahui temannya keluar pondok.
"Saya tidak tahu, kalau saya berbuat salah, tapi kami dipanggil oknum guru untuk menghadap. Ketika berhadapan kami mendapat pukulan di tangan, kaki dan punggung, kami dipukul menggunakan seutas kabel lsitrik," ungkapnya.