Kunjungan Kerja ke Pesantren, Mendikbud Beri Pesan Ini Kepada Para Santri

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy melakukan kunjungan ke tiga pondok pesantren di kabupaten Lamongan, Minggu (21/10).

Kunjungan Kerja ke Pesantren, Mendikbud Beri Pesan Ini Kepada Para Santri
Mendikbud Muhadjir Effendy/foto dok. kemendikbud.go.id

MONITORDAY.COM - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy melakukan kunjungan ke tiga pondok pesantren di kabupaten Lamongan, Minggu (21/10). Kunjungan ini dilakukan untuk meninjau dan juga memberikan bantuan fasilitas penunjang belajar kepada sekolah-sekolah yang ada di bawah asuhan ketiga pesantren itu.

Mendikbud datang didampingi oleh beberapa pejabat Kemdikbud, antara lain staf khusus Menteri Nasrullah, Direktur Pembinaan SMK Bakrun, direktur Pembinaan SMP Enang Ahmadi dan Kepala Pustekkom Gogot Suharwoto.

Ketiga Pesantren yang didatangi yaitu Pondok Pasantren Karangasem Muhammadiyah, Pasantren Modern Muhammadiyah dan Al-Islah Sendang Agung, Paciran Lamongan. Di ketiga pesantren, Mendikbud menyerahkan bantuan komputer untuk SMP Muhammadiyah Karangasem, SMP Muhammadiyah Modern, SMP Muhammadiyah 12 Al Islah dan SMK Muhammadiyah Karangasem.

Dalam kesempatan itu, Muhadjir memberikan ceramah di hadapan para santri dan pengurus pondok pesantren seraya memberikan pesan agar para santri di era Industri 4.0 ini dapat bersaing dan siap menghadapinya. "Santri harus lebih siap dan terbuka menghadapi tantangan," kata Muhadjir, dalam keterangan tertulis yang diterima Senin (22/10).

Muhadjir menuturkan, bahwa Santri harus dapat memperhatikan rumus 5C, yaitu critical thinking, creativity, communication skill, collaboration dan confidence. Menurutnya, Meski dalam tradisi pesantren dikenal ketat dengan pelajaran teks agama, namun para santri harus diajak berfikir kritis melihat dunia luar. Ilmu harus digali secara lebih luas dan mendalam, sesuai konteks, tetapi harus tetap kuat memegang akidah.

Terkait kreativitas, mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini mengungkapkan bahwa, hal tersebut penting harus ditunjukkan sepanjang waktu dengan cara membuat terobosan dan menemukan sesuatu yang baru. Ia meyakini, bahwa santri yang tidak kreatif akan dapat tertinggal oleh zaman.

“Di Muhammadiyah tradisi kreatif sudah dimulai sejak KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah), yakni dengan membuat sistem pendidikan modern pada zamannya,” terang Muhadjir.

Selain itu, Mendikbud berujar, bahwa selain memiliki jaringan luas dan berkolaborasi, keterampilan menulis dan berbicara di hadapan publik juga menjadi sebuah keharusan untuk para santri memilikinya. Menurutnya, seseorang tidak akan kelihatan cerdas jika tidak bisa menyampaikan gagasannya dengan baik. “Untuk itu ketererampilan komunikasi dan kepercayaan diri sangat penting,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Muhadjir juga menyampaikan pesan Presiden Joko Widodo untuk senantiasa menjaga negara yang sangat besar ini. Indonesia adalah negara yang memiliki luas seperti daratan Eropa dengan ratusan suku dan ribuan pulau.

Ia menuturkan, tokoh-tokoh Muhammadiyah terdahulu, telah merintis nilai-nilai kebangsaan yang sangat kuat. Sebut misalnya, Jenderal Sudirman yang mendirikan TNI, Ki Bagus Hadikusumo perintis kemerdekaan dan perumus UUD 45, dan IR Juanda yang memperjuangkan wilayah laut sebagai bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Karena itu, bagi Muhammadiyah NKRI adalah negara yang sudah final sebagai hasil kesepakatan (darul ahdi wa sahadah). “Sebagai penerus kemerdekaan tidak mungkin Muhammadiyah menghianati apa yang sudah diperjuangkan oleh pendahulunya,” tegas Muhadjir.