Klarifikasi Salah Input, PSI Sesalkan Oknum Elite Politik Ikut 'Menggoreng' Isu Kesalahan LADK
Bendahara Umum DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyesalkan sejumlah elite politik yang secara grasa-grusu menggoreng isu tentang laporan dana awal kampanye (LADK) PSI

MONITORDAY.COM - Bendahara Umum DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyesalkan sejumlah elite politik yang secara grasa-grusu menggoreng isu tentang laporan dana awal kampanye (LADK) PSI.
“Mereka melakukan itu untuk kepentingan politik sesaat, tanpa mengkonfirmasi kepada kami,” kata Bendahara Umum PSI, Suci Mayang Sari, di Jakarta, Kamis (18/10)
Mayang menegaskan, dana awal kampanye PSI yakni Rp 4,9 miliar, bukan Rp 185 miliar seperti yang diberitakan beberapa hari terakhir.
Dalam penginputan laporan LADK PSI ke KPU, kata Mayang, tertanggal (23/09/2018) terdapat persoalan penggunaan titik dan koma pada salah seorang caleg PSI, yaitu Robert Soter Marut.
“Dana awal caleg tersebut mestinya Rp 180.000.000, 210 (seratus delapan puluh juta rupiah dua ratus sepuluh sen),” tegasnya.
Mayang menambahkan, dalam proses input yang seharusnya diberi tanda koma tetapi tanda titik yang dipakai. Sehingga angkanya berlipat menjadi Rp 180.000.000.210 (seratus delapan puluh miliar dua ratus sepuluh rupiah).
“Malam itu juga, PSI secara lisan telah menyampaikan adanya kesalahan data dan merevisi,” ujarnya.
Mayang menambahkan, pada 26 September 2018, sesuai ketentuan masa perbaikan yang diberikan KPU, PSI menyampaikan revisi LADK dan diterima KPU dan dua hari kemudian mengumumkan dana awal kampanye seluruh partai.
“Dalam pengumuman itu, jumlah dana awal kampanye PSI sudah sesuai dengan revisi yang kami berikan,” tandasnya.
Maka laporan yang final adalah:
1. Total penerimaan calon anggota DPR RI: Rp 4.878.783.515, 21
2. Total dana di rekening khusus dana kampanye (RKDK) partai: Rp 10.913.163
Total penerimaan keseluruhan atau LADK PSI adalah Rp 4.889.696.678, 21.
Terkait hal itu, pada kesempatan yang sama, Caleg PSI Robert Soter Marut juga meminta para elite politik tidak menyebar hoax.
“Saya melaporkan laporan dana kampanye sampai ke sen rupiah karena ingin menjalankan politik yang jujur,” kata Robert.
Mayang menambahkan, “Kami berharap semua pihak menggunakan data secara akurat dan tidak menyampaikan hoax untuk kepentingan memfitnah lawan politk," tandas Mayang.