Kisah Sedu Negri Syam di Tengah Wabah
Para sahabat tak hanya syahid di medan perang tapi juga terserang penyakit thoun. Kisah sahabat Nabi wafat di Negeri Syam menjadi sejarah menyedihkan di saat kemenangan perang dengan bangsa Rumawi.

MONITORDAY. COM - Negeri Syam merupakan sebuah daerah yang terletak di timur Laut Mediterania, barat Sungai Efrat, utara Gurun Arab dan sebelah selatan Pegunungan Taurus. Negeri Syam merupakan tempat dari agama-agama yaitu Yudaisme, Nasrani, dan Islam.
Dalam sejarah Islam Negeri Syam pernah terjangkit wabah sebanyak dua kali. Pertama, saat zaman kepemimpinan Khalifah Umar bin Khab sekitar tahun 18 Hijriyah (640 M). Kedua, tahun 749 H (1371 M) di zaman Khalifah Turki Utsmani, Sultan Murad I.
Negeri ini masuk kekuasaan Islam di zaman Khalifah Umar bin Khaththab yang mengirimkan Panglima Khalid bin Walid untuk mengusir orang-orang Rumawi sekitar tahun 12 H (634 M).
Deprecated: Return type of LayerShifter\TLDExtract\Result::offsetExists($offset) should either be compatible with ArrayAccess::offsetExists(mixed $offset): bool, or the #[\ReturnTypeWillChange] attribute should be used to temporarily suppress the notice in /home1/mondaytv/public_html/monitorday_baru/application/third_party/domain-parser/layershifter/tld-extract/src/Result.php on line 189
Deprecated: Return type of LayerShifter\TLDExtract\Result::offsetGet($offset) should either be compatible with ArrayAccess::offsetGet(mixed $offset): mixed, or the #[\ReturnTypeWillChange] attribute should be used to temporarily suppress the notice in /home1/mondaytv/public_html/monitorday_baru/application/third_party/domain-parser/layershifter/tld-extract/src/Result.php on line 203
Deprecated: Return type of LayerShifter\TLDExtract\Result::offsetSet($offset, $value) should either be compatible with ArrayAccess::offsetSet(mixed $offset, mixed $value): void, or the #[\ReturnTypeWillChange] attribute should be used to temporarily suppress the notice in /home1/mondaytv/public_html/monitorday_baru/application/third_party/domain-parser/layershifter/tld-extract/src/Result.php on line 251
Deprecated: Return type of LayerShifter\TLDExtract\Result::offsetUnset($offset) should either be compatible with ArrayAccess::offsetUnset(mixed $offset): void, or the #[\ReturnTypeWillChange] attribute should be used to temporarily suppress the notice in /home1/mondaytv/public_html/monitorday_baru/application/third_party/domain-parser/layershifter/tld-extract/src/Result.php on line 267
A PHP Error was encountered
Severity: 8192
Message: Creation of dynamic property CI_DB_mysqli_driver::$failover is deprecated
Filename: database/DB_driver.php
Line Number: 371
Backtrace:
File: /home1/mondaytv/public_html/monitorday_baru/application/config/config.php
Line: 338
Function: DB
File: /home1/mondaytv/public_html/monitorday_baru/index.php
Line: 325
Function: require_once
An uncaught Exception was encountered
Type: mysqli_sql_exception
Message: Got error 'empty (sub)expression' from regexp
Filename: /home1/mondaytv/public_html/monitorday_baru/system/database/drivers/mysqli/mysqli_driver.php
Line Number: 307
Backtrace:
File: /home1/mondaytv/public_html/monitorday_baru/application/models/Post_model.php
Line: 57
Function: query
File: /home1/mondaytv/public_html/monitorday_baru/application/controllers/Home_controller.php
Line: 139
Function: get_baca_juga
File: /home1/mondaytv/public_html/monitorday_baru/index.php
Line: 325
Function: require_once
Enam tahun kemudian Khalid bin Walid tergantikan oleh Panglima Amir bin Abdullah bin Jahrah atau Abu Ubaidah. Sejak itu kisah sahabat Nabi di Negeri Syam dimulai.
Saat itu, zaman Gubernur Abu Ubaidah ini Negeri Syam terjangkit wabah Thoun. Rombongan Khalifah Umar yang ingin mengunjungi negeri itu terpaksa balik pulang ke Madinah ketika sudah sampai di Desa Syargha untuk menghindari penularan.
Usai kunjungan Khalifah Umar yang batal ini, Abu Ubaidah sempat mendorong rakyat untuk bersama-sama menghadapi wabah Thoun dan membasminya.
”Wahai rakyatku, sesungguhnya penyakit ini adalah rahmat dari Tuhan kalian dan panggilan dari Nabi kalian, juga membawa kematian orang-orang saleh sebelum kalian. Aku juga ingin kematian seperti itu,” kata Abu Ubaidah.
Tiba di Madinah, Umar mengedepankan keselamatan Abu Ubaidah, hingga sahabat yang disayang Rasulullah. Kemudian, Umar mengirim utusan untuk memanggil pulang Abu Ubaidah. Namun, perintah itu ditolaknya karena ingin bertanggungjawab atas penderitaan rakyat terserang wabah.
Pada akhirnya Abu Ubaidah tertular juga penyakit ini. Dalam kondisi parah Abu Ubaidah meminta Mu’adz bin Jabal mengimami shalat.”Wahai Muadz, pimpinlah kami dalam shalat,” ucap Abu Ubaidah.
Dalam shalat itu, Abu Ubaidah wafat ketika berusia 58 tahun. Kemudian, Muadz bin Jabal menggantikan menjadi gubernur. Muadz bersama pejabat negeri berjuang membasmi wabah ini. Kalau pun tertular seperti pendahulunya dia pun ikhlas. Muadz mengulangi pidato Abu Ubaidah kepada rakyatnya.
Pada Akhirnya keluarga Muadz tertular. Anak Muadz, Abdurrahman juga meninggal. Saat kondis sakitnya parah, dia pandangi penyakit luka-luka di tangannya. Dia berkata,
”Dengan ini, aku tidak mencintai sedikit pun bagianku di dunia ini seperti penyakit ini,” ucap Mu'adz bin Jabal setelah itu meninggal juga.
Wabah di Negeri Syam menarik tokoh penting dan para sahabat seperti Suhail bin Amr, Syurahbil bin Hasanah, dan Abu Jandal bin Suhail.
Namun, Penyakit wabah ini berhasil dibasmi oleh Gubernur Amr bin Ash dengan keputusannya memisahkan orang sakit dengan yang sehat untuk mencegah penularan. Orang sehat diperintahkan mengungsi ke gununggunung, pemerintah fokus merawat orang yang sakit.
Kisah wabah Thoun kedua terjadi lagi 700 tahun. Kemudian, pada tahun 1371 di masa Khalifah Turki Utsmani berlangsung lebih lama yakni 15 tahun. Sehingga, beberapa ulama meninggal terkena sakit.
Dalam tulisannya menuturkan, ulama itu seperti Umar bin Mudzoffar, yang populer dengan sebutan Ibnu al-Wardi. Sejarawan, penyair, ahli fiqh itu meninggal setelah mencatat peristiwa bencana wabah ini.
Menurut Ibnu al-Wardi terkait wabah Thoun gambarannya cukup detail dalam kitabnya Risalat al-Naba’ an al-Waba’. Ibnu mengatakan wabah yang melanda Damaskus menghilangkan nyawa 1.000 orang per hari. Menurut Ibnu, wabah telah menyusutkan jumlah penduduk (aqolla al-katsroh).
Dalam cerita, Thoun menyebar dari Palestina sampai Suriah hingga menular ke pusat kekhalifahan di Turki. Bahkan, penyakit menular cepat dari rumah ke rumah. Hingga, tubuh manusia tergeletak dipenuhi luka. Ada yang memuncratkan darah dari mulut.
KH Ahmad Hadidul Fahmi menulis, ”Di antara ketetapan Allah, Thoun ini berjalan dari rumah ke rumah. Jika seorang mengeluarkan darah dari mulut, maka nyawanya sudah pasti terenggut. Sedang sisanya tinggal menunggu jatah mati, setelah berlalu dua atau tiga hari.”
Diceritakan juga orang-orang mencoba apa saja untuk pengobatan dan pencegahan secara mandiri maupun dari buku kedokteran. Mereka makan dedaunan kering, makanan bercuka, dan bawang.
Adapun, masyarakat bersedekah setiap hari tiada putus agar terhindar dari wabah, atau menyambung silaturahmi kembali dan berdamai denganmusuhnya, mensejahterakan budak-budaknya. Pedagang menambah kadar timbangan sebagai sedekah.
Gambaran Wabah Mengerikan, gambaran mengerikan terbaca dari kalimat ini. ”Jika kalian sudah melihat banyak keranda dan para pemanggulnya, niscaya kalian akan menjauh seketika dari mereka.”
Orang yang melihat mayat akan ketakutan terjangkit wabah. Dia juga menulis, para pemanggul mayat menjadi berlimpah uang dari ongkos mengusung jenazah ini.
Ibnu al-Wardi geram melihat kondisi ini tampak dari dua bait syairnya.
"Aku tidak takut padamu, Thoun
Tidak seperti selainku
Bagiku, hasilnya adalah dua kebaikan
Jika aku mati, aku beristirahat dari musuhku".
Jika aku hidup, berarti telinga dan mataku sudah sembuh," ujar Ibnu al-Wardi.
Kemudian, dalam waktu dua hari Ibnu meninggal. Dalam catatannya, wabah menyebabkan meninggalnya Qodli Syihab al-Din Ahmad bin Fadlullah al-Ummari. Hakim ini meninggal terjangkit wabah di Damaskus.
Selain itu, Ulama Taj al-Din al-Subki. Dia terjangkit setelah menulis kitab tentang wabah Juz’un min al-Thoun. Lebih lanjut, penyusul ulama al-Subki, Syihab al-Din Yahya al-Tilmisani pengarang kitab al-Thibb al-Masnun fî Daf‘an al-Thoun.
Ulama Murtadlo al-Zabidi, pensyarah kitab Ihya Ulumuddin terjangkit wabah setelah shalat Jumat, lantas meninggal dua hari kemudian. Begitu juga sejarawan al-Shofadi juga meninggal terjangkit sakit ini.