Kisah Lee Kang Hyun, Bos Samsung Mualaf Yang Dipanggil Pak Haji

Kisah Lee Kang Hyun, Bos Samsung Mualaf Yang Dipanggil Pak Haji
Sumber gambar: kompas.com

MONITORDAY.COM - Gelombang budaya Korea melalui industri hiburannya berhasil menyebar ke seluruh dunia. Tak hanya hiburan, Korea Selatan pun berhasil melakukan ekspansi teknologi ke Indonesia. Salah satu produk teknologi Korsel yang populer di Indonesia adalah Smart Phone Samsung. 

Samsung adalah brand yang berhasil mengalahkan Nokia Sang Raja Handphone yang sempat menguasai pasar. Namun OS Android berhasil mengalahkan OS Symbian yang dipakai Nokia. Samsung dan android pun menguasai pasar sampai sekarang. 

Tahukah anda? Salah seorang Bos Samsung di Indonesia adalah seorang mualaf. Namanya Lee Kang Hyun, dia adalah salah satu top management dari perusahaan Samsung yang ada di Indonesia. Setelah sukses membesarkan Samsung Indonesia, Lee Kang Hyun pindah menjadi top management di Hyundai. Pabrikan mobil asal Korea Selatan. 

Lee Kang Hyun merupakan pria kelahiran Seoul 16 Juli 1966. Pada tahun 1988, dia mempunyai sahabat pena asal Indonesia. Dia mengunjungi Indonesia untuk menemui sahabat penanya tersebut. Sahabat penanya tersebut berasal dari Aceh. Mereka sudah banyak berkorespondensi tentang agama Islam. 

Hyun sempat tinggal di Aceh di tempat kawan penanya. Dia juga pernah menempuh kuliah sastra Indonesia di Universitas Indonesia. Lee terkesan dengan keramahan masyarakat Indonesia dan lebih tertarik untuk belajar Islam. 

Tahun 1993 dia bergabung di Samsung. Dia meminta ditempatkan di Indonesia. Dia pun bekerja di pabrik Samsung di Cikarang Bekasi. 

Lee Kang Hyun makin tertarik dengan agama Islam dan membawanya kepada seorang mantan pejabat BNI berdarah Aceh, Roshim Hamzah.

Dia banyak belajar tentang agama Islam dan kaitannya dengan prestasi kerja. Dia juga melihat ayah temannya di Aceh mengajarkan agama Islam pada anak-anak.

“Ada sekitar 20 anak yang dia sekolahkan dan biayai,” ujar dia.

Sementara itu, ibu dari teman Lee mendirikan sebuah panti asuhan.

“Jadi saya benar-benar lihat sendiri bagaimana umat muslim berperilaku, kemudian saya diajari salat,” tuturnya.

Ayah teman Lee yang kemudian dia anggap sebagai ayah angkat mengajaknya ke masjid Agung Sunda Kelapa. Di masjid itu, eks bos Samsung mualaf dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. Lee memutuskan menjadi mualaf pada 1994.

Dia mengaku cukup berat saat menjadi seorang yang baru pindah agama. Terutama saat bulan puasa tiba. Dia juga mengaku pernah mendapatkan pengalaman spiritual yang tidak bisa dia lupakan.

“Susah dijelaskan dengan kata-kata,” kata Lee.

Melansir Kumparan, Lee biasa disapa “Pak Haji” di kalangan wartawan senior. Meskipun, ketika itu dia belum pernah menuaikan ibadah haji ke Tanah Suci.

“Nama saya KH Lee, mungkin orang-orang memanggil ‘Kiai Haji’ Lee, jadi sekalian didoakan,” katanya.

Meski demikian, ternyata Lee pernah melaksanakan umroh.

“Tapi saya sudah berjanji kepada istri saya akan berangkat haji,” ujarnya.

Istri Lee adalah wanita berdarah Sunda bernama Yuliani yang dia nikahi pada 1996. Dari perkawinannya, mereka dikaruniai tiga orang putra. Setelah mualaf, Lee mengaku terus memperdalam agama Islam.