Khofifah Minta Warga Tetap Disiplin Prokes Meski Sejumlah Wilayah PPKM di Jatim Turun Level

Khofifah Minta Warga Tetap Disiplin Prokes Meski Sejumlah Wilayah PPKM di Jatim Turun Level
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa/ Dok. Humas Prov Jatim.

MONITORDAY.COM -  Dalam menekan penyebaran Covid-19 di Jatim, semua pihak telah melakukan berbagai upaya, baik oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Kodam V Brawijaya, Polda Jatim, pemerintah daerah se-Jatim serta seluruh tenaga kesehatan.

Upaya ini dibuktikan dengan data yang ada, tracing ratio Covid-19 di Jatim meningkat 880% dari awalnya hanya mencapai 1,17 menjadi 10,32 selama Bulan Agustus 2021. Jadi, dari setiap satu kasus yang terdeteksi, 10  kontak erat sudah dilakukan isolasi maupun testing.

Raihan ini, bahkan juga berpengaruh signifikan terhadap penyebaran kasus di Jatim. Sehingga, angka zona merah di Jatim yang pada awal Agustus tercatat 34 kabupaten/kota, saat ini menjadi  4 kabupaten/kota saja. Keempat daerah itu di antaranya Kab. Ponorogo, Kab. Nganjuk, Kota Batu dan Kab. Blitar.

Berdasarkan Inmendagri nomor 38 yang terbit pada tanggal 30 Agustus 2021;  PPKM Level 2 tercatat 6 Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten Tuban, Sumenep, Pamekasan, Sampang serta Kabupaten dan Kota Pasuruan.

Selanjutnya daerah yang masuk level 3 terdapat 23 Kabupaten yakni, Kabupaten Kediri, Jombang, Bondowoso, Banyuwangi, Probolinggo, Nganjuk, Mojokerto, Malang , Lamongan, Jember, Gresik, Bojonegiro dan Bangkalan.

Lalu, daerah yang di kategori level 4 saat ini di 9  daerah, 5 Kabupaten yaitu kabupaten Trenggalek, Ponorogo, Magetan, Lumajang serta Blitar. Sementara  4 Kota level 4  yaitu Kota Probolinggo, Madiun, Kediri dan Blitar.

"Alhamdulillah selama Agustus tracing ratio Jatim  naik hingga 880%. Dengan tracing yang masif dan kenaikan ratio ini, penyebaran kasus Covid-19 di Jatim dapat ditekan dan zona merah sudah menurun menjadi 4 kota/kabupaten  sementara level 2 naik, level 3 naik dan level 4 turun," jelas Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (31/8/2021).

Mantan Menteri Sosia itu menyebutkan, peningkatan tracing dan testing  sangat krusial mengingat kontak erat berperan besar dalam menciptakan klaster baru.

Maka dari itu, Khofifah mengatakan capaian ini merupakan prestasi besar dan menggembirakan dan harus terus dipertahankan. Mengingat, pencapaian ini merupakan berkat kolaborasi dan kerja keras Pemprov, Kodam V Brawijaya, Polda Jatim, Pemkab/Pemko, dan seluruh nakes di Jatim.

"Tentunya pencapaian luar biasa ini berkat kolaborasi Pemprov Jatim, Kodam V Brawijaya, Polda Jatim, Pemkab/Pemko se Jatim, dan tenaga kesehatan. Kami sangat mengapresiasi dan berterima kasih sekali kepada semua elemen  yang telah berusaha keras mewujudkan hal ini," tutur khofifah.

Lebih lanjut, ia pun menjelaskan, untuk mencapai tracing ratio sebesar ini  banyak pihak yang telah berperan aktif. Di antaranya tim dari Kodam V Brawijaya  sampai Babinsa total sebanyak 8.473, tim dari Polda sampai  Bhabinkamtibmas Sebanyak 8.130 personil, serta tenaga kesehatan dari 968 Puskesmas di Jatim.

Gubernur prempuan pertama di Jatim itu berharap agar penyebaran Covid-19 tetap terkendali dan kasus terkonfirmasi positif menurun drastis. Dengan demikian, ia menghimbau agar semua pihak  jangan sampai lengah serta terus kooperatif dan disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan.

"Harapannya dengan peningkatan tracing ini kita bisa terus memutus penyebaran Covid-19. Dan penurunan angka zona merah ini harus terus kita pertahankan. Untuk itu, kita tidak bisa hanya mengandalkan nakes dan penegak keamanan saja, tapi juga harus taat dan disiplin dalam prokes," pungkasnya.

Diketahui, saat ini per Senin (30/8/2021) perincian BOR ICU yang tadinya 78% turun menjadi 41%, BOR isolasi dari 81% turun menjadi 24  %, BOR RS darurat yang tadinya 69% turun menjadi 31 % dan BOR rumah isolasi yang tadinya 50% turun menjadi 23%.  Dalam hal ini, diharapkan kerja keras dan sinergi semua pihak akan terus menurunkan kasus Covid-19 di Jatim.