Ketum APTRI: Monopoli Bulog Rugikan Petani Tebu

Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) ini mengungkapkan bila Aturan terkait Penjuan Gula Curah tersebut justru membuat Petani Resah.

Ketum APTRI: Monopoli Bulog Rugikan Petani Tebu
Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia

MONDAYREVIEW.COM – Anggota Komisi VI DPR Abdul Wachid angkat bicara terkait aturan Satgas Mafia Pangan Pangan terkait Penjualan Gula Curah ke pasar tradisional. Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) ini mengungkapkan bila aturan tersebut justru membuat petani terancam rugi.

“Aturan Satgas pangan ini justru malah membuat petani tidak bisa menjual gula secara bebas, petani menggantungkan diri pada Bulog, sedangkan Bulog sampai sekarang tidak kunjung membeli gula mereka,” ujar Abdul Wachid.

Kondisinya sekarang, menurut Abdul, gula petani masih menumpuk di gudang-gudang pabrik gula di jawa maupun luar jawa. Padahal, Pemerintah berdasarkan hasil rapat Menko Ekuin dan Bulog pada 15 Agustus 2017 telah berjanji akan membeli gula petani seharga Rp 9700 kg.

“Ada kurang lebih 400 ribu ton gula petani yang saat ini menumpuk di gudang-gudang pabrik gula. Padahal, kondisi hujan mulai turun, petani butuh dana untuk hidup sehari-hari dan kembali menggarap lahannya,” paparnya.

Para petani sebetulnya bisa saja menjual gulanya kepada pedagang, tapi tenyata pedagang tidak mau membelinya, lantaran ada aturan di Satgas Pangan, bahwa yang bisa menjual gula curah di pasaran hanyalah Bulog. Artinya pedagang tidak boleh menjual gula curah.

“Kalau Kondisi ini pemerintah tidak segera ambil tindakan memborong gula petani, saya khawatir para petani tebu akan datang ke Jakarta mengadu nasibnya pada Presiden Jokowi. Atau terpaksa aksi buang gula lagi dilakukan. Karena para pembantu Presiden tidak bisa menyelesaikan masalah,” ungkap Ketua DPD Gerindra Jawa Tengah ini.

Abdul Wachid juga mengkhawatirkan, dengan adanya kejadian ini, para petani menjadi enggan kembali menanam tebu. Akhirnya, swasembada gula yang dijanjikan Presiden Jokowi pun kian sulit tercapai. [ ]