Ketua DPRD DKI Sebut Pemprov Belum Siap Hadapi Banjir

Ketua DPRD DKI Sebut Pemprov Belum Siap Hadapi Banjir
Ilustrasi/ Foto: Istimewa.

MONITORDAY.COM - Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi menyatakan, Jakarta belum siap dalam mengantisipasi banjir di musim penghujan yang menyimpan ancaman banjir dalam waktu dekat ini.

"Seperti contoh drainase yang selalu terganggu dan tidak siap saat menerima kapasitas air hujan dengan intensitas tinggi, hingga akhirnya meluap kemana-mana. Kondisi sistem drainase buruk itu, saat ini mudah kita temukan terutama di kawasan padat penduduk," kata Prasetyo melalui akun Twitter pribadinya @PrasetyoEdi_ sebagaimana dikutip, Jumat (5/11/2021). 

Terkait upaya penanganan banjir, ia mengatakan, pihaknya selalu mengingatkan Pemprov DKI soal pentingnya keseriusan penanganan banjir dan kemacetan dalam setiap rapat. 

Bahkan, ia mengklaim selalu mendorong para kepala dinas membelanjakan anggarannya untuk menemukan solusi untuk permasalahan banjir. 

"Jadi memang butuh niat dan keseriusan untuk menangani banjir di Ibukota," ucap Prasetyo. 

Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria kemarin menyebutkan, persoalan pendanaan menjadi salah satu kendala dalam proses penanganan banjir di Ibu Kota. 

Menurut Riza, pembangunan infrastruktur pencegah banjir memerlukan anggaran yang tidak sedikit. 

"Tetapi tidak berarti kami kemudian lepas tangan, justru dengan segala keterbatasan kami perlu terus berkolaborasi dengan semua pihak, dengan swasta, dengan masyarakat kita bangun sinergi yang positif," sebut Riza di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (4/11/2021). 

Untuk persiapan menghadapi musim hujan yang bisa mengakibatkan banjir, Riza mengungkapkan pihaknya sudah membuat banyak persiapan. Misalnya, menjalin kerjasama dengan Forkopimda, persiapan alat pompa pencegah banjir, hingga lokasi pengungsian bila banjir melanda. 

"Tetapi sekali lagi, soal banjir, soal debit hujan, soal cuaca, ini kan di luar kekuasaan kita sebagai manusia, debitnya menurut BMKG semakin tinggi, semakin meningkat, untuk itu perlu kesiapsiagaan kita semua," imbuh Riza. 

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG memprediksi akan terjadi peningkatan curah hujan. Hal ini akibat fenomena La Nina pada akhir 2021 dan awal 2022. 

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyambung, dampak fenomena La Nina dengan peningkatan curah hujan 70 persen atau intensitas lemah hingga moderate di tahun 2020 lalu akan terulang di bulan November 2021 hingga awal tahun 2022.

Dikatakan Dwikorita, peningkatan curah hujan akan terjadi pada bulan Desember di Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, hingga Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan. Curah hujan tinggi ini membuat Jakarta rawan terdampak banjir.