Kerusuhan Terjadi Di Pusat Perbelanjaan Malaysia, Di Duga Punya Motif Serangan Balasan
Kerusuhan terjadi pagi ini, 27 November 2018 di sebuah pusat perbelanjaan di Subang Jaya, Malaysia, penyeragan tersebut dilakukan oleh warga yang tidak terima dengan kekerasan sebelumnya yang terjadi pada 26 November 2018, Kemarin di kuil Sri Maha Mariamman Devasthanam Penyerangan balasan yang terjadi di One City Mall ini masih dalam penyelidikan Polisi Wakil Menteri Dalam Negeri Datuk Mohd Azis Jamman sebelumnya menyuarakan kembali apa yang disebutkan pihak kepolisian, bahwa kekerasan yang terjadi di Kuil Sri Maha Mariamman Devasthanam bukan terjadi isu rasial.

MONITORDAY.COM - Kerusuhan terjadi pagi ini, 27 November 2018 di sebuah pusat perbelanjaan di Subang Jaya, Malaysia, penyeragan tersebut dilakukan oleh warga yang tidak terima dengan kekerasan sebelumnya yang terjadi pada 26 November 2018, Kemarin di kuil Sri Maha Mariamman Devasthanam
Penyerangan balasan yang terjadi di One City Mall ini masih dalam penyelidikan Polisi
Wakil Menteri Dalam Negeri Datuk Mohd Azis Jamman sebelumnya menyuarakan kembali apa yang disebutkan pihak kepolisian, bahwa kekerasan yang terjadi di Kuil Sri Maha Mariamman Devasthanam bukan terjadi isu rasial.
“Saya benar-benar kecewa. Biarkan polisi melakukan pekerjaannya. Kondisi akan terus memburuk jika dibiarkan seperti ini,” ujar Azis Jamman, (27/11/2018)
“Biarkan ini menjadi pelajaran bagi para pemimpin di sana (Subang Jaya, Selangor). Bahwa kita harus meredakan suasana. Ini masalah adalah kuil dengan pihak swasta, bukan masalah ras atau agama,” tukasnya.
Kerusuhan pecah ketika sekitar 50 orang memaksa masuk ke dalam kuil tersebut pada Senin 26 November, pukul 2.40. Saat penjaga melihat massa, dia memanggil rekannya yang mencapai sekitar 200 orang. Akibatnya bentrokan tak terelakkan.
Deputi Inspektur Jenderal Polisi Tan Sri Noor Rashid pun menegaskan kembali bahwa insiden ini tidak ada kaitan dengan rasisme. Noor Rashid menyatakan bahwa kerusuhan terkait dengan kasus perebutan lahan dan diduga 50 orang yang memaksa masuk ke kuil adalah kelompok preman.