Kementan: Pupuk Subsidi Mampu Tingkatkan Produktivitas Gabah dan Beras Nasional

Kementan: Pupuk Subsidi Mampu Tingkatkan Produktivitas Gabah dan Beras Nasional
Suwandi/net

MONITORDAY.COM - Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi mengatakan pupuk bersubsidi memberikan kontribusi terhadap produktivitas gabah dan beras nasional ditahun 2020 dan 2021.

"Bahwa produktivitas gabah di Indonesia tahun 2020 sebesar 5,19 ton per hektare, lebih tinggi dari Thailand 3,09 ton per hektar, India 3,88 ton per hektar, Malaysia 4,08 ton per hektar, dan Filipina 3,97 ton per hektar. Kendati jumlah tersebut masih berada di bawah Vietnam dengan produksi 5,82 ton per hektar", ujar Suwandi, Senin (5/4/2021). 

Berdasarkan kajian Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP) pada tahun 2020, penggunaan pupuk urea, SP-36, dan NPK berpengaruh positif dengan nilai elastisitas 0,026, yaitu apabila penggunaan pupuk meningkat 10 persen maka produksi akan meningkat sebesar 0,26 persen.

Suwandi mengemukakan data Badan Pusat Statistik (BPS) produksi gabah kering giling (GKG) Indonesia pada tahun 2020 sebanyak 54,65 juta ton atau setara beras 31,33 juta ton yang dihasilkan dari luas lahan panen 10,66 juta hektar. Sementara kebutuhan beras untuk konsumsi masyarakat Indonesia dalam setahun sebanyak 29,37 juta ton, artinya secara nasional surplus sebanyak 1,97 juta ton beras. Sedangkan total surplus beras secara kumulatif sejak 2018 hingga 2020 sebanyak 8,72 ton.

Suwandi menjelaskan bahwa kontribusi biaya pupuk terhadap harga gabah yaitu Rp289,8 per kilogram. Nilai tersebut tidak jauh berbeda dengan India dan Vietnam, serta lebih rendah dari Filipina, China, dan Thailand.

Biaya yang dibutuhkan untuk pemupukan tanaman pangan rata-rata sekitar Rp1,28 juta per hektar. Jumlah ini berkontribusi sebesar 9,43 persen dari seluruh biaya produksi.