Kemenkes Sebut Isu HIV/AIDS Tak Boleh Luput Dari Perhatian
Di tengah kondisi pandemi saat ini, isu HIV/AIDS tidak boleh luput dari perhatian.
Fachri Septian
MONITORDAY.COM - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi dalam acara peringatan Hari AIDS Sedunia menegaskan bahwa upaya penanganan HIV/AIDS tidak boleh luput dari perhatian saat pandemi COVID-19.
"Di tengah kondisi pandemi saat ini, isu HIV/AIDS tidak boleh luput dari perhatian," kata Siti Nadia dalam siaran persnya, Selasa (1/12).
Berdasakan dengan Peraturan Menteri Kesehatan No.4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, Siti Nadia menilai hal tersebut merupakan upaya peningkatan promotif dan preventif difokuskan dalam penanggulangan HIV/AIDS.
Selain itu, ia juga mengungkapkan pentingnya edukasi mengenai kesehatan reproduksi dan pencegahan penyakit infeksi menular seksual (PIMS) dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS.
Sementara itu, Ketua Tim Penasihat Kolegium Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski), Prof. dr. Sjaiful Fahmi Daili mengatakan bahwa pendidikan kesehatan reproduksi sejak dini adalah bagian penting dalam upaya mencegah penularan virus perusak kekebalan tubuh yang menyebabkan AIDS.
"Edukasi seksual harus meliputi aspek moral, sosial, kesehatan dan agama, di mana dokter akan berperan memberikan pengobatan dan pemerintah mendesain program dan regulasi," ujarnya.
Prof. dr. Sjaiful Fahmi menambahkan, pendidikan kesehatan reproduksi mesti dimulai dari unit terkecil dalam masyarakat, yaitu keluarga.
Sedangkan dalam data Kemenkes mengenai penularan HIV/AIDS dan PIMS pada triwulan II Tahun 2020, jumlah orang dengan HIV/AIDS (ODHA) diperkirakan sejumlah 543.100 orang dan 398.784 orang di antaranya telah ditemukan. Di antara ODHA yang sudah ditemukan, baru 205.945 orang yang mengonsumsi obat antiretroviral (ARV).
