Kembali Selenggarakan ICSS, FISIP UMJ Angkat Tema Pemerintahan Hingga Pembangunan Berkelanjutan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) kembali menyelengarakan International Conference on Social Sciences (ICSS) di Aula FISIP UMJ pada (05/11/2019) Kemarin. ICSS kedua tersebu, mengangkat tema "Pemerintahan, Hubungan Manusia, dan Pembangunan Berkelanjutan".

MONITORDAY.COM - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) kembali menyelenggarakan International Conference on Social Sciences (ICSS) di Aula FISIP UMJ pada (05/11/2019) Kemarin. ICSS kedua tersebut mengangkat tema "Pemerintahan, Hubungan Manusia, dan Pembangunan Berkelanjutan".
Konferensi itu hadir presenter dan peserta dari berbagai provinsi di Indonesia dan beberapa negara di Asia Tenggara dengan berbagai bidang studi demi pembangunan negara-negara di dunia membawa kesejahteraan dan kebaikan publik bagi masyarakat secara berkelanjutan dalam berbagai aspek.
Ketua Pelaksana ICSS UMJ, Dr.Debby Affianty berharap dengan adanya konferensi seperti ini para akademisi dan praktisi saling bersinergis. Menurutnya, melalui konferensi dapat menghasilkan kolaborasi erat dan aliansi strategis terutama dalam penelitian ilmiah tentang reformasi konsep tata kelola menuju pembangunan berkelanjutan.
"Kami berharap ICSS ke-2 ini akan berfungsi sebagai tempat strategis bagi akademisi dan praktisi untuk terhubung dengan akademisi lain dan bidang studi lain sehingga mereka dapat menjalin studi kolaboratif dan interdisipliner," kata Debby di Aula FISIP UMJ, Selasa (05/11).
Wakil Rektor UMJ, Dr.Endang Sulastri mengapresiasi bahwa pihaknya sangat mengapresiasi adanya seminar Internasional ICSS 2019. Ia berharap aasil seminar internasional ini tidak menjadi tumpukan kertas saja, namun mampu memberikan manfaat bagi masyarakat luas.
"Harus dilakukan deseminasi dalam seminar internasional dan dipublikasikan sehingga memberikan pengetahuan baru kepada masyarakat," ucap perwakili Rektor UMJ dalam membuka acara.
Selain itu, Deputy Speaker of the People's Consultative Assembly of Republic of Indonesia, Arsul Sani berharap seminar ini mampu melahirkan pemikiran-pemikiran, sumbangan-sumbangan pemikiran kepada MPR agar menjadi bahan kajian.
"Ada beberapa hal yang menjadi relevan pada seminar pagi ini, kalau kita bicara tentang Sustainable Development dalam konteks government, memang ini yang sebetulnya ingin dituju dan menjadi salah satu rekomendasi MPR, yaitu terkait dengan keinginan untuk memasukkan kembali haluan negara dalam UUD kita tentu karena ini negara demokrasi," tutur Arsul.
Selanjutnya, President of Hayrat Foundation Representative of Turkey in Indonesia, Dr (Cand) Cemal Sahin menyampaikan modernisasi ada di beberapa bidang seperti politik, ekonomi, sosial, budaya dan agama.
"Modernisasi dalam sejarah Islam menurut saya di dunia Islam sudah mengalami krisis yang sangat besar. Untuk mengatasi krisis tersebut ada banyak pembaharuan. Krisis pertama setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW dan setelah Khulafaurrasyidin. Banyak munculnya masalah yang baru untuk mengatasi krisis ini, setiap krisis melahirkan tokoh-tokoh untuk mengatasi krisis tersebut, yang kedua sangat besar peran anggota terhadap Islam, menghancurkan Islam di Timur Tengah," papar Cemal.
Sementara itu, perwakilan dari Universiti Sultan Zainal Abidin, Prof Datuk Dr Yahaya Ibrahim menjelaskan mengenai Pengembangan Pariwisata Muslim Berkelanjutan, Peran Pemerintah, Pemain Industri dan Komunitas Lokal. Permintaan terhadap Turisme Muslim dimulai setelah destinasi pilihan turis beralih ke negara-negara Islam karena meningkatnya prasangka di kalangan nonmuslim terhadap Muslim. Menurutnya, situasi ini memiliki dampak positif pada pengembangan pariwisata di negara-negara Islam yang berkontribusi pada pertumbuhan destinasi pariwisata berkelanjutan.