Kelompok Rentan Pengungsi Gempa Sulbar Tempati Tenda Khusus

MONITORDAY.COM - Kementerian Sosial RI siapkan tenda khusus untuk menjadi tempat penampungan pengungsi yang rawan korban gempa Sulawesi Barat. Pengungsi rawan yakni kelompok pengungsi di kalangan lansia, anak-anak dan ibu hamil. Selain itu Kementerian Sosial juga menyediakan logistik dan bantuan seperti makanan siap saji, susu bayi, pampers untuk pengungsi korban gempa Sulbar.
"Mereka kita tempatkan di tenda khusus yang punya sekat dan sirkulasi udara memadai. Ini kita berikan supaya mereka merasa nyaman. Mereka yang mengungsi di tenda-tenda tidak layak dan tersebar kita pindahkan ke tenda COVID-19," kata Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam M Safii Nasution dalam rilisnya yang dimuat oleh antaranews.com.
"Tidak hanya berhenti disitu saja. Kami juga melakukan Layanan Dukungan Psikososial (LDP) bagi penyintas untuk memulihkan trauma akibat gempa. Mereka harus dipulihkan mentalnya," tambah Safii yang saat ini berada di Mamuju.
Tim LDP Kemensos berasal dari unsur Tagana, Tenaga Kesejahteran Sosial Kecamatan (TKSK) dan SDM Program Keluarga Harapan dengan berbagai latar belakang keahlian.
"Tim ini terdiri dari Pekerja Sosial, Penyuluh Sosial, dan Psikolog. Petugas yang dikerahkan berasal dari tim LDP pusat 10 orang, Tagana setempat ada 12 orang dan TKSK enam orang. Sedangkan untuk SDM PKH setempat sebanyak 17 orang," tambah Safii.
Mekanisme layanan yang diberikan di masa pandemi, para penyintas akan dibagi dalam kelompok kecil di dalam tenda COVID-19 sesuai kategori kelompok rentan masing-masing maksimal 10 orang per kelompok sebagai upaya mencegah penyebaran COVID-19 di tenda pengungsi.
Safii menjelaskan layanan yang diberikan antara lain berupa konseling, permainan bagi anak-anak, pemberian kuis dan permainan sejenisnya agar mereka dapat melupakan trauma terhadap kejadian gempa ini dan kembali hidup normal.
Ia memperkirakan saat ini ada sekitar 1.500 hingga 2.000 pengungsi yang telah berada di luar stadion sejak gempa dahsyat berkekuatan magnitudo 6,2 melanda Sulawesi Barat pada Jumat (15/1) dini hari.