Kang Rowi: Sami'na wa Atho'na Jadi Kunci Mengakhiri Pandemi
Pandemi Covid-19 ini hanya akan segera berakhir jika masyarakat taat mendengarkan dan mengikuti anjuran pemimpinnya (baca: pemerintah).

SUDAH 2 (dua) bulan lebih negeri tercinta ini dirundung duka akibat wabah Covid-19. Sejak itu pula segala upaya dan kebijakan pemerintah diterapkan untuk mengatasi pandemi global ini.
Langkah kongkret, solutif dan gerak cepat yang dilakukan pemerintah dalam menangani kasus ini sangat maksimal dan sudah dinilai tepat sasaran. Hanya saja, ada faktor tertentu yang membuat upaya-upaya itu mentah bahkan tak lagi jadi solusi mujarab dalam menangani pandemi Covid-19.
Harus diakui, segala ikhtiar yang dilakukan selama ini terbilang cukup membuahkan hasil. Tapi jika mau jujur, tak begitu dapat menekan virus ini secara signifikan. Sebab nyatanya, eskalasi penyebaran dampak Covid-19 semakin melonjak tajam, korban pun banyak berjatuhan. Lalu mengapa hal itu bisa terjadi? Apa penyebabnya?
Chief Executive Officer Monday Media Group (MMG), HM. Muchlas Rowi menjelaskan lebih dalam terkait fenomena ini. Menurutnya, betapapun jitu dan strategisnya setiap langkah dalam mengatasi persoalan, bila tak dibarengi dengan kekompakan tetap saja sia-sia.
Karena itu, ia menilai bahwa kunci untuk menyelesaikan wabah pandemi covid-19 ini terletak pada apa yang disebut sebagai "Sami'na wa Atho'na". Artinya, wabah ini hanya akan segera berakhir jika masyarakat taat mendengarkan dan mengikuti anjuran pemimpinnya (baca: pemerintah).
"Covid-19 akan bisa diselesaikan kalau seandainya ada direct dari pemimpin yang kemudian diikuti masyarakat. Presiden dan ketua gugus tugas menyampaikan supaya masyarakat harus menjaga jarak dan tidak berkerumun, maka masyarakat harus mentaati anjuran itu karena mereka adalah Ulil Amri," kata Pria yang akrab disapa Kang Rowi di Jakarta, Rabu (22/04/20).
Ia kemudian menceritakan sebuah kisah di masa kepemimpinan Umar Bin Khattab RA. Saat itu, terjadilah satu wabah mematikan yang disebut Tha’un. Wabah ini menyerang daerah Amwas – kota di sebelah barat Yerusalem, Palestina – dan sudah menjalar sampai Syam (Suriah).
Saat itu, Amru bin Ash bin Wa'il bin Hisyam atau lebih dikenal dengan nama Amru bin Ash ditunjuk menjadi Gubernur. Ia pun melakukan strategi jitu dalam menangani wabah Tha'un tersebut. Melihat keadaan yang terjadi di Amwas, ia menyerukan kepada seluruh penduduk untuk mengisolasi dirinya masing-masing.
"Setelah beliau amati dan cermati eskalasi wabah itu terjadi ketika masyarakat itu berkerumun dan berkumpul sehingga mereka terpapar dengan begitu banyaknya. Maka akhirnya Amr bin Ash melakukan satu hal yang luar biasa, yaitu meminta kepada masyarakat untuk menjaga jarak dan mengurangi kerumunan. Orang-orang yang sehat dia minta pergi ke dataran tinggi ke gunung-gunung, sementara orang yang terpapar tetap di tempat itu untuk diurus dan dirawat," tutur Kang Rowi.
Mendengar seruan itu, seluruh masyarakat langsung mengikuti perintah tanpa basa-basi dan tanpa protes yang macam-macam. Hasilnya, tidak butuh waktu yang begitu lama, akhirnya wabah Tha’un itu langsung terselesaikan.
"Kaum muslim saat itu konsisten mentaati pemimpinnya. Inilah yang menjadi kunci bagaimana seorang Amr bin Ash bisa menyelesaikan persoalan wabah itu tidak terlalu lama," ujarnya.
Dari kisah dan peristiwa yang dipaparkan tersebut, Muchlas ingin mengajak agar masyarakat kompak dan taat mengikuti anjuran pemerintah untuk menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Ia juga mengimbau agar umat mentaati anjuran para ulama, seperti fatwa MUI yang melarang pelaksanaan shalat Jumat di masjid.
"Sebagai masyarakat mari kita melaksanakan dan mengamalkan surat Annisa ayat 59, yaitu taat kepada Ulil Amri, taat pada pemerintah. Tapi tentu pemerintah juga harus memberi contoh dan keteladan untuk melakukan hal yang sama pula. Apabila masyarakat dan pemerintah bekerja sama Insya Allah Covid-19 ini dengan sendirinya akan reda," tutup Kang Rowi.