Tips Berbelanja Aman dan Beretika Saat Pandemi Corona
Meskipun setiap aktivitas dibatasi saat pandemi Corona, tidak menjadi alasan masyarakat untuk membatasi pemenuhan kebutuhan hidupnya. Kebutuhan semakin meningkat, sehingga masyarakat tetap melakukan aktivitas berbelanja. Kebutuhan masyarakat terpenuhi, namun tetap tidak mengesampingkan dari faktor keamanan dan segi etika dalam berbelanja dengan tips berikut ini yang ampuh untuk dilakukan.

MONITORDAY.COM - Meningkatnya pemberitaan terkait pandemi Corona di berbagai sumber informasi, memicu banyaknya spekulasi di tengah masyarakat. Tak terkecuali spekulasi yang menimbulkan kekhawatiran yang berlebihan sehingga banyak masyarakat yang sulit untuk berpikir secara tenang dan tidak semata-mata mementingkan dirinya sendiri.
Meskipun kita perlu untuk waspada dan memproteksi diri, namun tidak serta-merta membuat kita melupakan bahwa kita hidup sebagai makhluk sosial dan saling berdampingan dengan orang-orang yang ada di sekitar kita. Menjadi sia-sia jika kita merasa nyaman-nyaman saja tetapi ternyata banyak orang yang dirugikan karena perilaku tak beretika yang kita lakukan.
Masyarakat diimbau untuk tetap di rumah saja dan bekerja dari rumah. Hal ini menyebabkan kebutuhan di rumah semakin meningkat sehingga persediaan untuk memenuhi kebutuhan di rumah semakin cepat berkurang bahkan cepat habis. Rumah yang biasanya jarang dihuni, kini anggota keluarga semua banyak menghabiskan waktu bersama di rumah.
Oleh karenanya, di tengah penerapan kebijakan PSBB ini, masyarakat masih banyak yang keluar rumah untuk berbelanja kebutuhan rumah ataupun kebutuhan pribadinya. Karena selain bantuan sosial yang diberikan pemerintah diperuntukkan bagi masyarakat yang tidak mampu, korban PHK, hingga pekerja harian di jalanan, juga bantuan tersebut belum merata dan belum tepat sasaran sehingga tidak bisa masyarakat langsung bergantung pada bantuan tersebut.
Bagi mereka yang memiliki perekonomian cukup dan masih mampu melakukan aktivitas berbelanja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, diharapkan tetap memperhatikan ketentuan yang berlaku dan tetap beretika. Berikut beberapa tips yang dianjurkan untuk dilakukan bagi masyarakat berbelanja namun tetap beretika:
1. Saat berbelanja, membawa anggota keluarga secukupnya
Pergi berbelanja ke luar rumah ke tempat kerumunan orang banyak itu berarti sama saja membawa diri dan kerabat ke dalam lingkup yang berbahaya dan berisiko.
Terlebih lagi diperketat dengan peraturan berkendara oleh Pemerintah ditengah pemberlakuan PSBB. Bagi pengendara mobil, hanya bisa diisi dengan 50% jumlah muatan orang dan kursi sebelah supir wajib dikosongkan.
Kemudian untuk pengendara motor hanya diizinkan membonceng penumpang yang memiliki alamat KTP yang sama atau merupakan pasangan suami istri. Setiap orang diwajibkan menggunakan masker saat keluar rumah. Oleh karena itu, sebaiknya cukup 2 orang saja saat berbelanja atau perhitungkan kembali secara matang jika perlu membawa lebih banyak anggota yang ikut.
2. Jangan pergi berbelanja karena alasan bosan di rumah
Sudah menjadi hal yang tidak asing lagi karena telah banyak orang yang merasakannya. Rasa bosan karena aktivitas yang di batasi dan hanya bisa di rumah saja. Tetapi perlu diingat bahwa yang terkena dampak bukan hanya segelintir orang saja, tetapi semuanya.
Kita merasa bosan, tetapi orang lain di luar sana juga ikut merasakan hal yang sama dan mungkin saja mereka bisa menahan lebih lama rasa bosan tersebut dan tetap patuh untuk di rumah saja.
Jika kita merasa bosan di rumah saja, kita bisa dengan alternatif melakukan aktivitas mengitari area sekitar rumah untuk sedikit melepas penat menghirup udara segar sambil berjemur dan memperhatikan keadaan lingkungan di sekitar kita atau bercengkerama sejenak dengan tetangga sekitar dan tetap menjaga jarak.
3. Berbelanja secukup kebutuhan
Istilah panic-buying menjadi tren saat awal penyebaran virus Corona di berbagai negara tak terkecuali di Indonesia. Hal tersebut berdampak pada stok barang yang menipis dan melambungnya harga-harga.
Jangan biarkan tren negatif tersebut tetap dilakukan. Berbelanjalah barang-barang yang memang dibutuhkan dalam jumlah yang tidak berlebihan.
Kita tidak sendirian, orang lain juga membutuhkan barang-barang tersebut. Semakin banyak melebihi kebutuhan barang-barang yang kita belanjakan, semakin besar dampak timbulan sampah yang dihasilkan. Maka, jangan biarkan itu terjadi. Jadilah masyarakat yang cerdas dan memiliki rasa berempati terhadap kepentingan orang banyak.
4. Gunakan kantung belanja sendiri
Hal ini mungkin cocok dengan peribahasa "sekali mendayung, dua, tiga pulau terlampaui". Selain memiliki dampak ramah terhadap lingkungan karena tidak menimbulkan timbulan sampah karena membawa kantung belanja sendiri, namun juga dapat terhindar dari kantung belanja yang besar kemungkinan risiko paparan kontaminasinya karena kita tidak pernah tahu seperti apa kondisinya.
Alangkah lebih aman jika menggunakan kantung belanja sendiri karena kita dapat lebih menjaga kebersihannya dan dapat memakai ulang untuk berbelanja selanjutnya.
5. Berpergian jika hanya karena alasan mendesak
Dengan kita tetap berada di rumah, kita sudah ikut melestarikan lingkungan hidup. Karena bukan hanya terhindar dari risiko terpapar penularan virus Corona, tetapi juga menjaga supaya bahan bakar kendaraan tidak terbuang sia-sia mencemari lingkungan karena alasan kita merasa bosan berada di rumah.
6. Gunakan pembayaran non-tunai dan bersikap ramah terhadap petugas kasir
Penggunaan alternatif pembayaran dengan non-tunai lebih kepada sebagai langkah preventif untuk peredaran uang cash/tunai. Karena mungkin saja uang yang kita gunakan atau bahkan uang hasil kembalian kita belanja berisiko menjadi media penularan virus Corona. Dengan kita menggunakan pembayaran non-tunai, lebih mudah dari segi aman paparan virus.
Hal kecil namun beretika dan mulia saat kita berbelanja adalah bersikap ramah terhadap orang yang melayani kita. Karena mereka salah satu yang terdampak namun tetap harus bekerja di luar rumah dan melayani banyak orang yang tidak kita tahu faktor keamanannya sehingga lebih besar risiko terpaparnya.
Dari hal-hal kecil dengan kita mengucapkan terima kasih dengan wajah penuh ekspresi memberikan semangat, mungkin dapat menjadi vaksin yang cukup ampuh menangkal tertularnya virus Corona. Karena ada pepatah bahwa "hati yang gembira adalah obat", hal ini sudah banyak dirasakan dan menjadi alasan orang-orang positif Corona yang telah dinyatakan sembuh, salah satunya dengan membuat suasana tetap positif dengan penuh keyakinan dan semangat.
Tips di atas menjadi langkah untuk kebaikan kita bersama. Tidak menjadi rugi jika kita melakukannya. Virus Corona dapat dilawan jika kita mawas diri untuk berperilaku sebagaimana mestinya dengan penuh perjuangan yang beretika dan tetap waspada.