Julukan 'Cak Jancuk' Bagi Jokowi Dinilai Tak Etis

Pegiat media sosial, Darmansyah menilai, penyematan 'Cak Jancuk' kepada Presiden Joko Widodo merupakan hal yang tidak etis. Dia meminta supaya pemberian gelar tersebut dibatalkan.

Julukan 'Cak Jancuk' Bagi Jokowi Dinilai Tak Etis
Foto: Istimewa

MONITORDAY.COM - Pegiat media sosial, Darmansyah menilai, penyematan 'Cak Jancuk' kepada Presiden Joko Widodo merupakan hal yang tidak etis. Dia meminta supaya pemberian gelar tersebut dibatalkan.

"Saya menilai tidak etis penyematan 'Cak Jancuk' itu kepada kepala negara dan kepala pemerintahan di Republik Indonesia. Sebab, dapat mencoreng negara ini yang menjunjung tinggi adat istiadat dan budaya ketimuran," kata Darmansyah, dalam keterangan tertulis, Kamis (7/2). 

Menurut Dia, terlepas dari kontestasi pemilihan umum (pemilu) 2019 yang sedang dihadapi pada saat ini, seharusnya presiden mendapatkan panggilan atau sapaan yang lebih layak.

"Saya meminta supaya tidak melakukan upaya-upaya mempermalukan presiden petahana di depan umum. Apabila, Jokowi kembali terpilih sebagai presiden, maka kata 'Cak Jancuk' itu dikhawatirkan akan terus melekat selama beliau menjabat sebagai presiden," ujar Darmansyah. 

Ia mendesak agar penyematan 'Cak Jancuk' itu dibatalkan. Sama seperti halnya dengan doa Kyai sepuh Nahdlatul Ulama (NU) KH Maimoen Zubair dalam acara Sarang Berzikir untuk Indonesia Maju di Ponpes Al Anwar, Rembang, Jawa Tengah, Jumat (1/2) lalu.

"Apabila doa saja bisa diralat untuk kebaikan dan kepentingan bersama, maka alangkah baiknya, kata-kata yang kurang sopan seperti 'Cak Jancuk' itu ditiadakan supaya tidak menimbulkan perdebatan di masyarakat," pungkasnya. 

Sebelumnya diketahui, Gelar 'Cak Jancuk’ disematkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) oleh para pendukungnya ketika ia sedang berkampanye di Surabaya, Jawa Timur, pada gelaran Deklarasi Forum Alumni Jatim di Tugu Pahlawan, Sabtu (2/2).

Awalnya, gelar yang diberikan hanya ‘cak,’ yakni kependekan dari cakap, agamis, dan kreatif. Namun kemudian pembawa acara menambahkan kata ‘jancuk’ di belakang gelar tersebut.

“Kalau sudah cak-nya, maka tidak komplet kalau tidak ada jancuk-nya. Maka Jokowi adalah jancuk,” kata pembawa acara Djadi Galajapo. “ (Jancuk adalah) jantan, cakap, ulet dan komitmen, saudara-saudara,” katanya, yang langsung disambut riuh rendah penonton.