Jokowi Minta Pengusaha Kembangkan Inovasi di Sektor Pangan
Saat ini banyak negara di dunia melihat pentingnya pengembangan sektor pangan. Bukan hanya untuk merespons kemungkinan terjadinya krisis pangan akibat pandemi, tapi juga karena kebutuhan pangan sejalan dengan melonjaknya populasi penduduk di seluruh dunia.

MONITORDAY.COM – Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap kepada para pengusaha untuk melakukan inovasi di bidang pangan. Menurut dia, sektor pangan di masa pandemi ini memiliki peluang yang menjanjikan.
“Situasi ini membuka peluang yang menjanjikan bagi sektor pangan. Kebutuhannya sangat besar, pasarnya sangat besar dan akan terus tumbuh,” kata Jokowi, dikutip dari laman setkab, Kamis (19/11).
Hal tersebut dikatakan Presiden saat membuka Jakarta Food Securuty Summit (JFSS) ke-5 Tahun 2020, yang digelar virtual, Rabu (18/11) kemarin.
Menurut Jokowi, saat ini, banyak negara di dunia melihat pentingnya pengembangan sektor pangan. Bukan hanya untuk merespons kemungkinan terjadinya krisis pangan akibat pandemi, tapi juga karena kebutuhan pangan sejalan dengan melonjaknya populasi penduduk di seluruh dunia.
Namun, menururt dia, pengembangan sektor pangan membutuhkan cara-cara baru yang inovatif, yang meningkatkan efisiensi proses produksi, yang meningkatkan pangan berkualitas dengan harga terjangkau, yang memperbaiki daya dukung lingkungan, dan yang menyejahterakan para petani.
“Kita harus melompat dengan cara-cara baru, dengan skala produksi yang lebih besar, dengan peran sentral korporasi petani, mengedepankan nilai tambah di tahap on farm maupun off farm, dan berbasis teknologi modern yang lebih efisien dan lebih produktif, dan memberikan kesejahteraan yang lebih baik pada para petani dan sektor-sektor pendukungnya,” kata Jokowi.
Oleh karena itu, inisiatif Kadin berupa skema Inclusive Closed Loop perlu untuk terus dikembangkan, terutama dalam mengembangkan kemitraan antarpemangku kepentingan yang saling menguntungkan dari hulu sampai di hilir.
“Saya mendukung berbagai inisiatif kolaboratif yang melibatkan petani, koperasi, perbankan, dan juga off taker,” tegas Jokowi.
“Beberapa inisiatif kolaborasi, seperti hortikultura di Garut dan industri minyak sawit di berbagai daerah perlu untuk terus diperbaharui agar produktivitas dan nilai tambah bagi petani semakin meningkat, dan perlu untuk direplikasi, dikopi ke daerah-daerah lain,” lanjut dia.
Selain itu, Jokowi juga minta Kadin untuk memberikan pendampingan kepada satu juta petani swadaya. Saya mendengar di awal tahun 2020 sudah dilakukan dan saya menunggu komitmen pendampingan dua juta petani swadaya pada tahun 2023.
“Saya yakin Kadin mampu mencapai target ini. Saya sangat berharap model bisnis kolaboratif yang inklusif ini bisa mendongkrak sektor pangan sebagai kekuatan ekonomi baru, yang membuka lebih banyak lapangan kerja dan menjadi sumber kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia,” tandasnya.