Jokowi di KTT ASEM : Indonesia Berkomitmen Bantu Afghanistan  

Jokowi di KTT ASEM : Indonesia Berkomitmen Bantu Afghanistan  
Joko Widodo di KTT ASEM/ situs presidenri.go.id

MONITORDAY.COM - Sesuai amanat Konstitusi, Pemerintah berupaya ikut serta dalam mewujudkan perdamaian dunia. Indonesia prihatin terhadap situasi konflik yang tak kunjung berakhir di Afghanistan. Presiden Joko Widodo menyoroti situasi kemanusiaan di Afghanistan yang memburuk karena pemerintahan inklusif yang belum terwujud. Terkait hal itu, pemerintah Indonesia akan turut memberikan bantuan bagi rakyat Afghanistan.

Hal tersebut diutarakan Presiden saat berbicara secara virtual pada Sesi Retreat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Europe Meeting (ASEM) ke-13 di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat, 26 November 2021.

Presiden Jokowi menegaskan bahwa saat ini, pemerintahan inklusif belum terwujud. Situasi kemanusiaan memburuk. Sekitar 23 juta rakyat Afghanistan terancam krisis pangan. Bantuan kemanusiaan menjadi prioritas. Indonesia berkomitmen memberikan bantuan, termasuk untuk bantuan kapasitas. 

Pertemuan AS-Afghanistan 
Amerika Serikat akan mengadakan pertemuan dengan delegasi Afghanistan dengan agenda pembicaraan “kepentingan nasional vital” AS di Afghanistan, yang “termasuk kontraterorisme, yang mencakup perjalanan yang aman bagi warga AS dan bagi warga Afghanistan yang memiliki komitmen khusus untuk kami, dan itu termasuk bantuan kemanusiaan dan situasi ekonomi negara tersebut. ”.

Pada hari Kamis (25/11/2021) lalu, Kementerian Luar Negeri Afghanistan mengkonfirmasi bahwa delegasi yang dipimpin oleh pejabat Menteri Luar Negeri Amir Khan Muttaqi telah berangkat ke Doha untuk melakukan pembicaraan. Demikian dikutip dari Al Jazeera. 

"Delegasi senior yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Mawlawi Amir Khan Muttaqi berangkat ke Doha sore ini," kata juru bicara kementerian luar negeri Abdul Qahar Balkhi.

“Delegasi tersebut terdiri dari perwakilan dari Kementerian Pendidikan, Kesehatan, Keuangan, Keamanan, dan Da Afghanistan Bank [bank sentral Afghanistan].”

Isu keamanan masih menjadi salah satu persoalan krusial. Harapan dunia bahwa kekerasan akan lenyap dari Afghanistan setelah Taliban berkuasa ternyata belum terwujud. Di bulan ini saja masih terjadi peristiwa berdarah. Sedikitnya satu orang tewas dan empat lainnya luka-luka dalam ledakan yang menghantam sebuah kendaraan di ibu kota Afghanistan, Kabul, kata para pejabat setempat.

Insiden pada hari Sabtu (13/11/2021) terjadi di Dasht-e Barchi, pinggiran Kabul yang didominasi oleh anggota komunitas Hazara yang sebagian besar Syiah, yang selama bertahun-tahun telah menjadi sasaran pejuang yang berafiliasi dengan ISIS.

Sementara itu Taliban yang mengalami kesulitan ekonomi berharap dapat mencairkan asetnya di Amerika Serikat. Taliban telah meminta anggota Kongres Amerika Serikat untuk bertindak membebaskan aset Afghanistan yang dibekukan setelah pengambilalihan Agustus atas negara itu.

Dalam sebuah surat terbuka pada hari Rabu, Menteri Luar Negeri Taliban Amir Khan Muttaqi mengatakan tantangan terbesar yang dihadapi Afghanistan adalah ketidakamanan keuangan, "dan akar dari kekhawatiran ini mengarah kembali ke pembekuan aset rakyat kita oleh pemerintah Amerika".