Jangan dibaca, Pendapatan UMKM dimasa pandemi Melejit Setelah Manfaatkan ini
Pemanfaatan digital bagi para pelaku UMKM di Indonesia jadi kunci sukses melejitkan pendapatan mereka dimasa pandemi.

MONITORDAY.COM - Pemanfaatan digital bagi para pelaku UMKM di Indonesia jadi kunci sukses melejitkan pendapatan mereka dimasa pandemi.
Hal ini terkuak dari hasil riset yang dilakukan oleh Sea Insights unit kerja SEA yang berfokus pada penelitian dan kebijakan publik serta perkembangan ekonomi digital di Asia Tenggara dan Taiwan.
Hasil studi yang bertajuk “Data Digitalisasi Selamatkan UMKM Indonesia” dan didukung oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, itu ditujukan untuk memberikan pengertian yang mendalam terhadap laju perkembangan ekonomi digital dan pemanfaatan digital di Asia Tenggara khususnya di Indonesia kepada kalangan publik selama masa pandemi ini.
Pandu P Sjahrir, Presiden Komisaris Sea Group, mengatakan, metodologi survei ini dijalankan kepada 20.000 anak muda usia 16 hingga 35 tahun selama Juni 2020. Sebanyak 2.200 di antaranya adalah pelaku usaha serta dilakukan melalui platform Garena dan Shopee, anak perusahan dari Sea.
UMKM di Indonesia, ujar Pandu, telah aktif beradaptasi dalam menghadapi tantangan besar selama pandemi. “Tiga tantangan UMKM selama masa pandemi ini meliputi pasokan, cash flow, dan permintaan.
Menurutnya, pelaku usaha yang bekerja dari rumah memiliki hambatan utama, yakni biaya internet yang mahal dan tidak stabil. Faktor lainnya adalah tetap dirasa perlu interaksi fisik dengan konsumen.
Dalam kaitannya dengan cash flow, pendanaan modal eksternal seperti bantuan pemerintah dan pinjaman daring menjadi lebih penting bagi pelaku usaha untuk menghadapi tantangan cash flow.
“Melalui Data Digitalisasi UMKM Indonesia periode Juni 2020 ini, kami berharap dapat membantu memberi gambaran jelas dan mempercepat langkah transformasi digital yang signifikan dan berkelanjutan bagi UMKM di Indonesia. Terutama agar terjadinya kolaborasi di berbagai sektor yang tentunya perlu dukungan penuh dari pemerintah,” katanya di jakarta, selasa (2/7)
Adaptasi yang dilakukan pelaku usaha di masa normal baru adalah mengubah strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan.
Sebanyak 45 persen pelaku usaha muda, kata Pandu, berjualan lebih aktif di platform e-commerce, dengan 1 dari 5 adalah pengguna baru e-commerce. Pelaku usaha ini meliputi industri rumahan dan student entrepreneur yang membantu ekonomi keluarga, dalam sektor ritel, pertanian, dan kesehatan.
Diketahui sekitar 70 persen pelaku usaha mengakui bahwa mereka akan terus memanfaatkan media digital melalui e-commerce dan media sosial. Oleh karenanya, transformasi digital menjadi suatu kebutuhan untuk mengembangkan usaha.
“UMKM mengubah strategi produksi dan jenis barang untuk memenuhi permintaan pasar yang dinamis. Beberapa pelaku usaha mulai memproduksi barang yang populer seperti masker dan hand sanitizer,” tuturnya.
Menurutnya, penelitian dari Sea Insights juga menunjukkan pendapatan rata-rata UMKM Indonesia yang mengadopsi e-commerce meningkat lebih dari 160 persen dan peningkatan produktivitas 110 persen.
Data digitalisasi yang dirilis oleh Sea Insights ini berguna untuk mempercepat transformasi digital pada masa pandemi ini.
Hasil studi ini akan sangat bermanfaat untuk berbagai sektor terutama para pelaku usaha sebagai basis tolak ukur melakukan langkah- langkah percepatan dalam aksesibilitas internet, meningkatkan keterampilan digital serta literasi digital yang akan didukung dengan sejumlah program seperti inkubasi, edukasi dan kurasi bekerjasama dengan berbagai e-commerce dan sektor swasta lainnya.