IPW: Revolusi Akhlak Habib Rizieq hanya Halusinasi
Tidak akan ada revolusi sepulangnya Rizieq ke Indonesia. Soalnya pemerintahan Jokowi adalah pemerintahan ligitimed dari hasil Pilpres 2019 yang tidak akan mudah untuk digulingkan.

MONITORDAY.COM - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menilai bahwa kepulangan Habib Rizieq Shihab ke Indonesia untuk melakukan revolusi akhlak hanyalah halusinasi semata.
Menurut dia, upaya revolusi tidak akan berhasil mengingat hal tersebut tak mudah dilakukan terhadap negara dengan kepemimpinan yang sah.
"Jika ada yang mengatakan bahwa kepulangan Rizieq untuk melakukan revolusi, hal itu hanya halusinasi,” kata Ketua Presidium IPW, Neta S Pane, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (12/11).
Neta mencontohkan salah satu pemimpin senior Partai Komunis, DN Aidit yang mengklaim memiliki pengikut jutaan orang namun gagal melakukan revolusi dan menumbangkan pemerintah kala itu.
"Jadi saya kira tidak akan ada revolusi sepulangnya Rizieq ke Indonesia. Soalnya pemerintahan Jokowi adalah pemerintahan ligitimed dari hasil Pilpres 2019 yang tidak akan mudah untuk digulingkan, apalagi oleh Rizieq cs. Kalaupun ada yang mau melakukan revolusi di Indonesia saat ini, terutama di era Jokowi, itu hanya halusinasi,” tukas dia.
DI sisi lain, Neta menilai, kepulangan Rizieq bukan karena ada maksud politis, melainkan semata kewajiban negara untuk melindungi dan melayani rakyatnya.
“Jika dikatakan, apakah pemerintah Jokowi membuka jalan pada kepulangan Rizieq, sebenarnya tidak. Sebab sudah menjadi tugas negara untuk melindungi dan melayani rakyatnya, termasuk Rizieq," tambah Neta.
Sebelumnya, Rizieq mengatakan bahwa makna revolusi akhlak merupakan sebuah revolusi besar yang dilakukan oleh nabi umat Islam.
"Kenapa dipilih revolusi akhlak, kenapa bukan revolusi moral, revolusi budi pekerti, revolusi mental? Karena kata akhlak itu dipakai oleh Nabi kita Muhammad SAW. Nggak ada kata lebih baik dipilih kecuali kata yang digunakan oleh Nabi Muhammad SAW," katanya.
Karena digunakan oleh Nabi itulah, kata Rizieq, akhirnya Ia memilih revolusi akhlak untuk gerakannya.
“Karena revolusi mental digunakan oleh peletak paham komunisme, Karl Marx,” kata Imam Besar Front Pembela Islam itu.