Intip Profil 3 Perempuan di Timsel KPU-Bawaslu

Intip Profil 3 Perempuan di Timsel KPU-Bawaslu
Foto/Net

MONITORDAY.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menetapkan 11 orang menjadi tim seleksi (Timsel) Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu). Penetapan itu tertuang dalam Kepres Nomor 120/P Tahun 2021 tentang Pembentukan Tim Seleksi Calon Anggota KPU dan Bawalu masa jabatan 2022-2027. 

Tim ini bertugas melakukan rangkaian seleksi calon anggota KPU-Bawaslu mulai dari pengumuman pendaftaran bakal calon, melakukan seleksi administrasi, seleksi tertulis, tes kesehatan dan psikologi hingga penetapan nama-nama calon anggota. 

Dari 11 nama yang ditunjuk, terdapat tiga perempuan yang berasal dari latar belakang berbeda. Ketiganya yakni Betti Alisjahbana, Poengky Indarti dan Edang Sulastri. Berikut profil singkatnya. 

Betti Alisjahbana 

Betti merupakan sarjana arsitektur dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Namun dalam kariernya ia menggeluti dunia Teknologi Informasi dan Manajemen selama lebih dari 25 tahun. Keahliannnya didapat dari beberapa pelatihan dan workshop di Amerika, Jepang dan Australia. 

Memulai karier di International Business Machine (IBM) pada tahun 1984 sebagai Management Trainee, Betti sejak itu memegang berbagai posisi kunci di IBM Indonesia dan IBM di kawasan Regional ASEAN dan Asia Selatan. 

Di awal tahun 2008 Betti melepaskan posisinya sebagai Presiden Direktur PT IBM Indonesia dan beralih menjadi pengusaha dengan mendirikan PT Quantum Business International. 

Selain di Quantum Bussines, Betti menepati posisi penting di beberapa perusahaan, antara lain sebagai Komisaris Independen PT Anabatic Technologies, PT Bank OCBC NISP, PT Sigma Cipta Caraka, serta PT Garuda Indonesia Tbk. 

Pada 2010, Betti didapuk menjadi Anggota Komite Inovasi Nasional hingga tahun 2014. Kemudian sebagai Wakil Ketua Dewan Riset Nasional (2009-2015), serta Anggota dan Juru Bicara Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK pada 2015. 

Betti juga pernah menelurkan karya tulis buku pada 2017, yang berjudul "Perempuan Memimpin, Inspirasi 10 CEO Membangun Keluarga, Bisnis, dan Masyarakat". 

Poengky Indarti 

Merupakan seorang aktivis pemerhati hak asasi manusia (HAM) yang saat ini menjadi anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) RI. 

Pendidikannya ditempuh di Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, dan master lulusan Northwestern University School of Law, di Chicago Amerika Serikat, untuk bidang Hukum HAM Internasional. 

Memulai kariernya di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya pada 1993, Pongky konsen terhadap isu-isu penindasan di daerah tersebut. 

Pada tahun 2000, Pongky pindah ke Jakarta dan melanjutkan karier di bidang yang sama di Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBH).  

Selain di YLBH, kegiatan aktivisme Pongky juga dilakukan KontraS (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan), dan menempati posisi di Divisi Kampanye dan Hubungan Internasional. 

Pongky juga tercatat sebagai pendiri Imparsial (The Indonesian Human Right Monitor ). Imparsial merupakan salah satu LSM yang bergerak di bidang pengawasan dan penyelidikan pelanggaran HAM di Indonesia. 

Endang Sulastri 

Merupakan seorang pemerhati pemilu dan demokrasi, yang sempat menjadi Komisioner Komisu Pemilihan Umim (KPU) pada 2007-2012. 

Ia juga seorang akademisi yang hingga saat ini masih aktif sebagai pengajar program studi ilmu politik di Universitas Muhammadiyah Jakarta. Pendidikannya sarjananya Ia tempuh di Universitas Padjajaran, dan strata dua di Universitas Indonesia. 

Selama kariernya sebagai akademisi, Endang menulis beberapa studi terkait dengan kepemiluan di Indonesia, yang terbit di beberapa jurnal. Salah satunya penelitian berjudul "Pertarungan Perempuan dalam Demokrasi Dunia Politik Untuk Mendukung Ketahanan Sosial Politik di DKI Jakarta".