Inovasi UMKM Sepatu di Tengah Pandemi

Inovasi UMKM Sepatu di Tengah Pandemi
Pemilik brand fashion sepatu wanita Zode, Edward D. (Istimewa)

MONITORDAY.COM - Pandemi membawa dampak yang cukup signifikan bagi perekonomian. Dari mulai pengusaha besar sampai dengan pelaku UMKM turut terkena imbas dari pandemi. Setiap pengusaha berusaha dengan keras untuk mengakali situasi pandemi. Banyak yang berguguran di tengah jalan, namun ada pula yang masih bertahan. Salah satu yang masih bertahan adalah pengusaha UMKM sepatu yang inovatif. 

Dilansir dari Kantor Berita ANTARA, Pengusaha UMKM bidang fashion sepatu wanita Zode Edward D menyampaikan bahwa inovasi merupakan salah satu trik untuk bisa bertahan di masa pandemi.

"Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan para pengusaha untuk bisa bertahan di tengah pandemi. Yang pertama adalah terus melakukan inovasi dan tanggap terhadap kebutuhan market online," kata Edward D, pemilik brand sepatu wanita Zode dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, hal itu akan membuat pelanggan makin loyal terhadap produk.

Kedua, pengusaha harus mengetahui dan menguasai nilai keunikan dari produk yang dikeluarkan. Jika hal itu sudah menyatu dengan konsumen, otomatis hal ini menjadi identitas dari brand yang dikembangkan.

Dan terakhir, penjual harus cekatan dalam menangani keluhan dari para pelanggan. Hal ini akan memiliki nilai baik untuk meningkatkan loyalitas terhadap suatu produk.

"Dalam hal ini kami selalu memperhatikan purna jual dari produk yang kami jual," ucap pria yang mengambil jurusan Bisnis Internasional di Universitas Binus itu.

Selain itu, menurut Edward, dirinya selalu belajar dari pesaing (kompetitor), baik terkait kesalahan maupun kesuksesan yang diraih pesaing.

"Kompetitor itu bukan musuh ataupun saingan, tapi guru yang memiliki banyak hal untuk dipelajari," katanya.

Edward mendirikan sebuah brand lokal di bidang fashion sepatu wanita yang bernama Zode itu sekitar tiga bulan yang lalu.

Usahanya terus berkembang dan membuatnya merekrut banyak pegawai. Saat ini jumlah pegawainya sudah lebih dari 50 orang dan terus bertambah seiring berkembangnya perusahaan.

Edward mengatakan, Zode merupakan brand yang diciptakan secara eksklusif khusus untuk segmen online market, sehingga merek Zode saat ini tidak mempunyai toko offline.

"Brand kami lebih memfokuskan untuk menjalin kerja sama bersama platform e-commerce di Indonesia dalam pengembangan bisnis. Strategi ini merupakan salah satu kunci keberhasilan Zode untuk terus berkembang dengan cepat di saat pandemi seperti ini," katanya.

Lebih lanjut, ia mengatakan alasan memilih usaha penjualan sepatu wanita. Menurutnya, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekuatan small and medium enterprises (SME) di bidang sepatu wanita, sehingga dari sisi kualitas, bahan dan pengerjaan tidak perlu diragukan lagi.

Brand asal Indonesia juga mudah diterima di kawasan Asia, khususnya Asia Tenggara. Bahkan target Edward, produk Zode bisa menembus kawasan Asia Tenggara pada tahun 2024.

"Kami memilih segmen menyasar kalangan perempuan dengan rentang usia 18-35 tahun. Rentang usia ini lebih konsumtif dibanding pria ataupun wanita yang berusia di atas 35 tahun maupun di bawah 18 tahun," jelasnya.