Indikator Aplikasi Fitrah Manusia (2)

Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan suci.

Indikator Aplikasi Fitrah Manusia (2)
Ilustrasi foto/Net
Fitrah suci

INDIKATOR aflikasi fitrah manusia lainnya atau yang kedua setelah fitrah ber-Tuhan adalah fitrah suci atau bermartabat. Setiap manusia dilahirkan oleh orang tuanya dalam keadaan suci. Perilaku kita lah yang menyebabkan kesucian itu tergerus atau tetap bertahan. Ketika kita senantiasa taat kepada Allah maka kesucian itu tetap terjaga. Tetapi manakala kita maksiat dan melakukan kemungkaran, kesucian kita tergerus.

Kita menyadari bahwa kita tidak mungkin luput dari salah dan khilaf. Menjadi orang yang bertaqwa bukan berarti orang yang tidak pernah tergelincir dalam kubangan dosa dan khilaf. Orang bertaqwa adalah orang yang ketika ia tergelincir dalam kubangan dosa dan maksiat, Ia segera menyadari kekhilafannya seraya memohon ampun atas segala kekhilafan yang Ia lakukan dan bertekad untuk tidak mengulangi kekhilafan tersebut.

Ramadhan adalah bulan istighfar dimana kita terus mengumandangkan permohonan ampun kepada Allah atas segala dosa dan kekhilafan yang sudah kita lakukan. Salah satu doa yang senantiasa kita lantunkan selama Ramadhan adalah

 أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ أَسْأَلُكَ الجَنَّةَ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ

Aku bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah, Aku mohon ampun kepada Allah, Aku mohon surga-Mu, dan Aku berlindung kepada-Mu ya Allah dari api neraka.

Untaian permohonan ampun kepada Allah senantiasa kita panjatkan. Tentu sebagaimana hadis nabi bahwa siapa yang berpuasa di siang hari bulan Ramadhan dan mendirikan qiyamullail pada malam harinya, Allah akan ampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Bahkan dalam hadis lain, Allah akan sucikan sebagaimana ketika Ia dilahirkan oleh Ibunya. Rasul saw juga bersabda Orang yang bertaubat dari dosa-dosanya, akan mendapat ganjaran seperti orang yang tidak pernah berbuat dosa dalam pandangan Allah.

Ramadhan telah mengembalikan fitrah kesucian kita. Tugas kita untuk kembali menjaga fitrah kesucian pasca Ramadhan. Orang yang bertaqwa adalah orang-orang yang berupaya menjaga diri untuk menjaga kesucian ini. Ketika Khalifah Umar memimpin, beliau selalu blusukan untuk melihat langsung kondisi rakyatnya. Suatu ketika saat blusukan, beliau mendengar dialog antara ibu dan anak gadisnya yang sedang mempersiapkan barang dagangannya. Si Ibu meminta anak gadisnya untuk menambahkan air dalam dagangan susu agar memperoleh keuntungan yang banyak. Si anak gadis tidak mau melakukannya karena itu perbuatan curang dan dilarang oleh khalifah. Si ibu menyatakan bahwa khalifah tidak akan mengetahui perbuatan curang tersebut. Si gadis menjawab bahwa khalifah memang tidak mengetahui perbuatan curang tersebut, tetapi Allah, Tuhan Khalifah mengetahui perbuatan tersebut. Khalifah umar yang mendengar dialogue tersebut terharu dan segera mengetuk rumah dan meminta kepada si Ibu agar anak gadisnya menjadi menantunya.

Kisah yang mirip juga terjadi saat khalifah Umar ingin menguji kejujuran penggembala domba di padang pasir. Khalifah membujuk agar penggembala domba itu menjual dombanya. Uang hasil penjualan domba itu untuk dirinya saja. Tidak perlu dilaporkan ke majikannya. Tetapi penggembala itu menyatakan bahwa ia tidak akan melakukan perbuatan tersebut. Majikannya memang tidak mengetahui perbuatannya. Akan tetapi Allah mengetahui apa yang dilakukannya.

Ramadhan telah mendidik kita untuk memiliki integritas dan martabat sebagai pribadi yang jujur. Saat kita berpuasa, kita tidak akan memasukan makanan kedalam mulut kita karena kita menyadari bahwa apa yang kita lakukan akan membatalkan puasa kita. Puasa telah mendidik kita untuk komitmen menjaga kejujuran sebagai salah satu martabat kita sebagai manusia.

[Mrf]