“Inclusively Creative” pada WCCE 2018 Diharap Jadi Penggerak Ekonomi Indonesia
Adapun tema “Inclusively Creative” pada konferensi WCCE kali ini mencerminkan berbagai macam perubahan terkini yang dibawa oleh ekonomi kreatif ke dalam ekonomi dunia sebagai penggerak bagi peluang-peluang yang inklusif dan setara.

MONITORDAY.COM - World Conference on Creative Economy (WCCE) merupakan sebuah global konferensi yang membahas isu-isu dan tantangan ekonomi kreatif. Pemerintah Indonesia melalui Badan Eknomi Kreatif bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengusung tema “Inclusively Creative” pada konferensi yang akan berlangsung tanggal 6 – 8 November 2018 di Bali, Indonesia.
Pergelaran pertama WCCE ini akan melibatkan beragam pihak yang terdiri dari unsur pemerintahan, sektor swasta, masyarakat umum, organisasi internasional, media dan para ahli dari seluruh penjuru dunia serta para pelaku ekonomi kreatif dari 40 negara. Indonesia bersama warga dunia akan mendiskusikan strategi, cara, dan sarana baru untuk lebih mendorong perkembangan ekonomi kreatif.
Ekonomi Kreatif juga telah terbukti sebagai sektor ekonomi yang tangguh, dimana Ekonomi Kreatif dapat terus tumbuh di tengah-tengah krisis ekonomi global. Sektor ini tumbuh pesat seiring tumbuhnya teknologi.
Kepala Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Triawan Munaf, meyakini bahwa industri kreatif telah membawa suatu era baru dalam dunia bisnis. Dunia bisnis, saat ini tidak lagi bersifat eksklusif bagi mereka yang memiliki modal besar, namun telah tercipta suatu peluang baru yang setara bagi setiap orang untuk dapat berperan dalam perkembangan ekonomi, yaitu Ekonomi Kreatif.
"Saya berharap industri kreatif, jadi sektor ekonomi yang mampu membawa perubahan dan menjadi inovasi pertumbuhan ekonomi global. Mari bersiap bersama ekonomi kreatif kita rock the world," kata Triawan.
“Wilayah geografis pun tidak lagi menjadi penghalang untuk tumbuh kembangnya ekonomi kreatif, dengan adanya internet dan teknologi baru lainnya, mampu menjembatani beragam potensi di seluruh dunia untuk dapat berkolaborasi dan bekerja sama,” lanjutnya.
Dalam masa transisi lingkungan, sosial, demografis, dan urban, ekonomi kreatif menjadi jembatan komunikasi dan pemahaman antara Negara dan budaya dengan menghubungkan ekosistem perkotaan, metropolitan, dan pedesaan. "Ekonomi Kreatif, akan menjadi masa depan ekonomi global," Triawan meyakini.
Ekonomi kreatif membutuhkan sinergi dan pembagian tugas secara berjenjang di antara tingkat pemerintahan sesuai kewenangan masing-masing, yang kemudian didukung oleh Perguruan Tinggi, dunia usaha dan media massa.
Sementara Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi mengungkap, bahwa saat ini merupakan saat yang paling tepat bagi komunitas global untuk mengangkat dan mendiskusikan peluang serta tantangan ekonomi kreatif dengan serius.
"Kreatif secara inklusif harus memberikan peluang kepada semua orang. Di era globalisasi saat ini, ekonomi kreatif benar-benar harus bisa diakses oleh siapa pun dan di mana pun," ungkap Retno, Rabu (07/11/18).