Bagaimana UMKM Mengisi Pasar Lokal

Raksasa ekonomi dunia Tiongkok dan Amerika Serikat yang belum tuntas menyelesaikan Perang Dagang berada dalam situasi sulit. Dalam laporan mutakhirnya di puncak wabah yang baru berlalu ekonomi Negeri Tirai Bambu anjlok minus 6,8%. Diprediksi setidaknya tahun ini pertumbuhan ekonomi Tiongkok hanya akan tumbuh 1,8%.

Bagaimana UMKM Mengisi Pasar Lokal

MONITORDAY.COM - Wabah virus corona membuat ekonomi dunia lesu. Semua negara menghadapi situasi yang tidak menentu termasuk negara-negara besar. Bahkan Lembaga moneter dunia IMF memprediksi dampak wabah ini akan lebih buruk dari Resesi Dahsyat 1930.

Raksasa ekonomi dunia Tiongkok dan Amerika Serikat yang belum tuntas menyelesaikan Perang Dagang berada dalam situasi sulit. Dalam laporan mutakhirnya di puncak wabah yang baru berlalu ekonomi Negeri Tirai Bambu anjlok minus 6,8%. Diprediksi setidaknya tahun ini pertumbuhan ekonomi Tiongkok hanya akan tumbuh 1,8%.

Interdependensi akibat globalisasi menjadikan negara-negara dunia semakin terikat dalam saling ketergantungan. Kejatuhan ekonomi satu negara bisa berakibat buruk bagi negara lain. Pun bila negara itu pesaingnya dalam perdagangan internasional.

Ekspor-impor dipastikan akan melemah. Arus barang terhambat karena pembatasan di berbagai negara. Pelabuhan dan  bandara banyak yang membatasi bahkan menutup sama sekali layanannya. Begitupun distribusi barang dalam negeri masing-masing negara.

Dunia usaha dan industri Indonesia juga mengalami pukulan telak. Termasuk usaha yang berskala kecil dan menengah. Beberapa diantaranya selama ini memenuhi pasar ekspor. UMKM perlu melakukan analisis ulang terhadap kondisi pasar ini.

Strategi UMKM membaca kebutuhan dan perubahan pasar. Kebutuhan yang selama ini dipenuhi oleh barang impor memerlukan substitusi. Dari beberapa barang yang selama ini diimpor akan sangat mungkin bisa diisi oleh UMKM. Termasuk dalam kerjasama antara industri besar dengan UMKM.

Misalnya produk plastik dan barang dari plastik nilainya US$ 9,21 miliar atau 5,80% dari total impor. Industri plastik terutama yang berbasis daur ulang dapat diisi oleh UMKM.

Kendaraan dan bagiannya nilainya sebesar US$ 8,06 miliar atau 5,08% dari total impor. Suku cadang kendaraan ini dapat melibatkan UMKM dalam produksi dan distribusinya.

Selebihnya ada beberapa komoditas impor yag perlu dipikirkan oleh UMKM untuk dipenuhi dengan kemampuan yang ada. Serealia nilainya sebesar US$ 3,79 miliar atau 2,39% dari total impor. Ampas atau sisa industri makanan nilainya sebesar US$ 3,05 miliar atau 1,93% dari total impor. Perangkat optik nilainya sebesar US$ 2,88 miliar atau 1,82% dari total impor.