Hubungan Bilateral Bangladesh-Indonesia, Dubes Rina: So Far So Good

MONITORDAY.COM - Hubungan bilateral Bangladesh - Indonesia sangat baik. Kedua negara justru lebih banyak memiliki persamaan daripada perbedaan. Misalnya, mayoritas warga negara di Asia Selatan ini beragama Islam.
" Hubungan secara bilateral Bangladesh dan Indonesia so far so good," ucap Duta Besar Republik Indonesia Untuk Bangladesh Dan Nepal, Rina Soemarno di diskusi virtual Kopi Pahit dengan tema "Who's the Next Asian Tiger," Kamis (15/7/2021).
Menurut Dubes Rina, tak ada catatan kelam yang mewarnai hubungan Jakarta-Dhaka. Warga setempat malah sangat berterimakasih kepada Indonesia soal kemerdekaan negara mereka.
Indonesia di mata Bangladesh sangat special karena menjadi negara pertama yang mengakui berdirinya Bangladesh sebagai negara secara defacto dan decjure.
Lebih lanjut, Diplomat Senior Srikandi Indonesia menilai Bangladesh yang digolongkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai salah satu negara paling tidak berkembang atau Least Developed Countries (LDC) di dunia sejak 1975 kini mulai berlari kencang.
Lanjut Dubes Rina, catatan kemajuan Bagnladesh selama beberapa tahun terakhir sangat mengagumkan. Hal ini dapat dilihat dari pendapatan nasional bruto (PDB) per kapita Bangladesh, aset sumber daya manusia, dan ketahanan terhadap guncangan ekonomi dan cukup kuat untuk memungkinkan pembangunan berkelanjutan dalam jangka panjang.
Diketahui Bangladesh saat ini berada di urutan ke-105 dalam The Global Competitiveness Report 2019 dari World Economic Forum dan lambat laun, posisinya terus membaik. Semakin kompetitif suatu negara, semakin besar kemungkinan negara tersebut dapat meningkatkan standar hidup.
Berkaca dari data diatas, kata Dubes Rina, Kementerian Luar Negeri telah menggelar konsultasi bilateral (Foreign Office Consultation/FOC) pertama secara virtual antara Indonesia dan Bangladesh belum lama ini.
Dalam FOC tersebut salah satunya menyepakati persetujuan untuk membuka slot penerbangan langsung rute Medan-Dhaka kepada Lion Air pada April 2021.
FOC dipimpin oleh Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri, Abdul Kadir Jailani bersama Sekretaris Luar Negeri Kemlu Bangladesh Masud Bin Momen, Kamis (29/4/2021).
Dalam FOC, Indonesia juga menyampaikan komitmen untuk penguatan diplomasi ekonomi ke Bangladesh, salah satunya lewat penyelesaian Indonesia-Bangladesh Preferential Trade Agreement (PTA) dan peningkatan kerja sama ekonomi. Selain itu, kedua negara menyepakati potensi kerja sama industri halal, kesehatan, farmasi dan pertahanan, sekaligus proses penguatan kerja sama di sektor energi dan infrastruktur, serta industri strategis lainnya.
Kedua pimpinan juga setuju untuk menggelar peringatan 50 tahun hubungan diplomatik kedua negara pada tahun 2022 sebagai refleksi hubungan bilateral yang sangat baik dan puncak waktu dalam mengejar berbagai kesepakatan dan program kerja konkret RI-Bangladesh, khususnya bidang diplomasi ekonomi dan rencana peluncuran Cultural Exchange Program Indonesia-Bangladesh.
Di penghujung acara, Dubes Rina berpesan agar hubungan yang sudah terjalin dengan baik ini harus terus dijaga demi kemajuan kedua negara.