Haedar Nashir: Ibarat Pesawat Muhammadiyah Itu Airbus Super Jumbo
Ramadhan merupakan momentum yang sangat krusial untuk menguji setiap perkataan dan perbuatan. Untuk itu di waktu yang tersisa ini, Ramadhan diharapkan bisa menjadi bulan perbaikan diri seperti memperbanyak amal dan ibadah.

MONITORDAY.COM – Ramadhan merupakan momentum yang sangat krusial untuk menguji setiap perkataan dan perbuatan. Untuk itu di waktu yang tersisa ini, Ramadhan diharapkan bisa menjadi bulan perbaikan diri seperti memperbanyak amal dan ibadah.
Dalam acara buka puasa bersama sekaligus penutupan kajian Ramadhan yang dilaksanakan di Jakarta dan Yogyakarta, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan harapannya agar tradisi kajian ini tak berhenti di bulan Ramadhan saja.
"Tetapi tidak kalah pentingnya bagaimana mengimplementasikan nilai Islam pencerahan dalam persyarikatan, kehidupan keumatan, dan kebangsaan. Ini tugas paling berat," kata Haedar dalam sambutannya di Gedung PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Selasa (28/5/2019).
Haedar menjelaskan, kajian Ramadhan yang digelar lembaganya bukan saja membahas tentang teologis, melainkan pola dalam praktiknya. Dia juga berharap, setelah dikaji maka ke depan risalah pencerahan itu diimplementasikan di kehidupan sehari-sehari.
Haedar lalu menuturkan bahwa Islam sebagai agama pencerahan, agama yang selain pusatnya pada tauhid juga mencerahkan dari sisi hubungan dengan Allah dan antarmanusia.
Selain itu, kata Haedar, Islam yang menyebarkan perdamaian, nilai-nilai toleransi, washatiyah serta antiterhadap kekerasan dan anarkisme.
"Juga Islam menyebarkan tradisi iqra, agar warga Muhammadiyah, umat Islam dan bangsa ini punya nalar iqra, tradisi ilmu, cerdas, dan menjadi ulil albab," ungkapnya.
Perlu diingat, ungkap Haedar, nilai yang diajarkan oleh Muhammadiyah telah dirintis sejak organisasi ini berdiri. Karenanya, nilai-nilai tersebut harus menjadi uswatun hasanah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Menurut Haedar, perbuatan lebih akan dilihat orang ketimbang kata-kata. Sehingga, dalam bertutur seyogyanya disampaikan dengan cara yang baik.
"Agama mengajarkan jaga lisan, bahkan sekarang di era medsos, jaga tulisan. Itu harus kita praktekan, orang islam itu kalau berkata berujar harus dipikir dengan seksama. Mana yang benar mana yang salah," tuturnya.
Terakhir, Haedar berpesan agar semua warga Persyarikatan menyadari besarnya amanah menjaga Muhammadiyah.
“Muhammadiyah ini besar, melebihi kita, melebihi Pimpinan Pusat, dan seluruh gabungan Pimpinan dan asset di seluruh Indonesia. Kita ini hanya menjalankan amanah. Tugas kita ini riyasah. Bukan sewenang-wenang menggunakan amanah,” pesan Haedar.
Muhammadiyah, kata Haedar, tidak keluar melebihi parpol, melebihi Pilpres. Tapi jangan juga Muhammadiyah dianggap enteng.
“Kalau diibaratkan pesawat, Muhammadiyah ini airbus super jumbo. Kita bukan pesawat tempur yang bisa bermanuver. Kalau airbus super jumbo dipaksa manuver, maka goyang semua,” pungkasnya.