Habib Rizieq dan Kontroversinya

Habib Rizieq dicurigai ditunggangi kepentingan politik tertentu. Lalu, apa sesungguhnya cita-cita Habib Rizieq di balik semua aksinya?

Habib Rizieq dan Kontroversinya
aksi 212 di Monas

MONDAYREVIEW- Front Pembela Islam (FPI) identik dengan Habib Rizieq. Bahkan, ketokohannya jauh melebihi organisasi yang didirikannya. Dahulu, FPI hanya fenomena gerakan keagamaan di Jakarta. Publik hanya mengenalnya sebagai kelompok yang sering menghancurkan tempat-tempat maksiat, seperti perjudian dan prostitusi. Mereka sering bentrok dengan para preman.

Dahulu, tak banyak yang tahu, kalau FPI ternyata menerjunkan banyak relawannya ketika Tsunami di Aceh. Bahkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kala itu pun sempat mengucapkan terima kasih kepada Habib Razieq karena peran sosialnya untuk Aceh. Stigma negatif di media kini terkalahkan dengan peran media sosial, yang banyak memposting berbagai info misi kemanusiaan FPI, seperti membantu korban banjir di Garut, bahkan ikut terjun memberi bantuan untuk para korban konflik di Rohingya, Suriah dan Palestina.

FPI dahulu diberi label negatif, sebagai gerombolan preman berjubah putih. Namun, publik kini terbuka matanya, mengenal lebih baik FPI dengan tokohnya Habib Rizieq. Tak ada yang menyangka, Habib Rizieq yang dulu dicerca kini dipuja. Tak ada yang menyangka, Habib Rizieq yang dulu berurusan dengan preman penjaga diskotik, kini berurusan dengan negara. Tak ada yang menyangka, massa yang dikerahkan Habib Rizieq, untuk aksi demo dulu hanya ratusan orang, sekarang sudah mampu memobilisasi jutaan massa.

Ingat dengan aksi 212 dengan jutaan massa mengepung Monas. Sebelumnya, hanya aksi demo FPI di Balai Kota DKI, yang nyaris bentrok. Aksi yang menuntut penindakan hukum terhadap Gubernur DKI Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok, karena telah menistakan agama Islam. Isu inilah, yang berhasil melambungkan ketokohan Habib Rizieq, dan menyatukan umat Islam untuk bersikap sama, melintasi sekat-sekat ormas Islam. Bahkan, suara pemimpin ormas Islam yang berbeda tak mampu meredam umat untuk melakukan aksi bersama.

Memang, tidak hanya Habib Rizieq yang berperan untuk memobilisasi jutaan massa itu. Ada tokoh islam lainnya, seperti AA Gym, Ustadz Arifin Ilham, dan Ustadz Bachtiar Nasir. Fatwa yang diserukan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Ma’ruf Amin, yang juga Ketua Syuriah PBNU ikut memecah sekat-sekat ormas. Aksi 212 menjadi milik umat Islam. Namun, aksi itu pula yang melambungkan nama Habib Rizieq.

FPI dideklarasikan pada 17 Agustus 1998 di halaman Pondok Pesantren Al Um, Kampung Utan, Ciputat, di Selatan Jakarta oleh sejumlah habaib, dan ulama. FPI, yang didirikan empat bulan setelah Presiden Soeharto lengser, tak berubah dari awal pergerakannya, sebagai wadah untuk menegakan Amar Ma'ruf dan Nahi Munkar. FPI meyakini selama masa orde baru, banyak pelanggaran HAM yang dilakukan penguasa. Selain itu, berbagai kemaksiatan yang semakin merajalela terutama di Ibu Kota menjadi sasaran utama FPI.

Habib Rizieq dalam berbagai ceramahnya, menuntut penegakan syariat Islam, sesuai  pasal 29 UUD 45 yang berbunyi, "Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa" dengan menambahkan "kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya" seperti yang tertera pada butir pertama dari Piagam Jakarta yang dirumuskan pada tanggal 22 Juni 1945. Namu, Habib Rizieq tetap ingin mewujudkan cita-citanya secara konstitusional, di tengah kemajekan bangsa ini.

FPI menjadi kontroversial karena aksi-aksinya, sejak tahun 1998. Dikritik karena main hakim sendiri, misalnya membubarkan majalah Playboy. Aksinya dianggap merebut wewenang yang seharusnya menjadi tugas kepolisian. Habib Rizieq pun selalu berkilah, “kami tidak akan melakukan aksi ini,kalau kepolisian bisa bertindak tegas.” Namun, karena aksi-aksi ini pula, Habib Rizieq bersama anggota FPI akhirnya sering berurusan dengan kepolisian.

Pada awal berdirinya, FPI sering dikaitkan dengan Jenderal Wiranto yang saat ini menjadi Menko Polkam, dan Jenderal Polisi Noegroho Jayusman, yang saat itu menjabat Kapolda Metro Jaya. Namun, hubungan itu ternyata tak abadi. Habib Rizieq bergerak sendiri dengan misinya, tak mau didikte.  Beberapa tokoh nasional seperti Mantan Presiden Gus Dur, dan Ketua PKB Muhaimin Iskandar pernah meminta Presiden SBY untuk menindak dan membubarkan ormas yang dituduh anarkis. Namun, wacana untuk pembubaran FPI tak pernah berhasil.

FPI pernah tersandung kasus, saat Laskar FPI menyerang  aksi Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKBB) di silang Monas pada tanggal 1 Juni 2008. Aksi kekerasan ini, akhirnya menyeret Habib Rizieq dan Munarman, ke penjara. Banyak tokoh islam, yang juga bersuara negatif dengan aksi laskar FPI ini, karena aksi itu dianggap tidak simpatik, dan lebih banyak menunjukan wajah islam yang radikal.

Namun, berbagai kasus ini tak menyurutkan prinsip Habib Rizieq dan FPI dalam berdakwah. Menurut Habib Rizieq, biarlah dirinya yang fokus berdakwah memberantas kemungkaran dan kemaksiatan, sementara para dai lain, lebih fokus pada amar ma’ruf, atau menyeru pada kebajikan.  Habib Rizieq selalu mengutip ayat 25 dalam surat al Anfal, “Takutlah pada musibah, yang tidak hanya menimpa orang yang menjadi pelaku maksiat saja....” 

Pilihan inilah, rupanya menimbulkan banyak resiko. Saat ada dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Ahok, Habib Rizieq yang bersuara paling lantang, disertai dengan aksi aksi demo-nya.  Banyak dugaan, di balik aksinya ada kepentingan politik yang tengah memanfaatkan Habib Rizieq. Meskipun, ada yang diuntungkan dengan aksi 212, yang melambungkan namanya, mustahil untuk mengatakan aksi jutaan umat ini sebagai aksi bayaran.

Habib Rizieq kini tengah dijerat dengan UU Pornografi dan UU ITE. Habib Rizieq meyakini kasusnya penuh rekayasa dan memilih untuk meninggalkan Indonesia, lalu menetap di Arab Saudi.  Kontroversi Habib Rizieq tampaknya belum berakhir.  Benarkah Habib Rizieq telah berbuat asusila, bahkan aksi-aksinya hanya untuk kepentingan kekuasan?

Tentu, perjuangan Habib Rizieq dengan mudah akan tersandung sendiri, dan akhirnya hancur berkeping-keping...atau perjuangan Habib Rizieq akan mendapat pertolongan Yang Maha Kuasa, yang tak terduga sama sekali.

Kita hanya bisa menunggu kisah Habib Rizieq selanjutnya...