Guru Diminta Bangun Narasi Optimisme di Masa Pandemi

MONITORDAY.COM - Guru saat ini diharapkan dapat membangun narasi optimisme sehingga siswa dapat memahami dan termotivasi untuk belajar. Kehadiran pandemi Covid-19 membuat aktivitas belajar mengajar harus dijalankan secara online. Meski ada yang tatap muka dengan berbagai kebijakan pelonggaran, tetap saja tidak memberikan outcome learning yang efektif.
Awalnya, siswa mengikuti dengan semangat. Tugas yang diberikan guru lewat WhatsApp (WA) dikerjakan dengan baik. Hari-hari terus berjalan dan setelah hampir dua bulan, semangat belajar mereka pun menurun.
"Sejujurnya, tidak hanya semangat siswa yang menurun tapi juga para guru. Tak dipungkiri, pandemi ini mempengaruhi KBM di sekolah," ujar Kepala Sekolah SDN 39 salero Kota Ternate, Nusra Hi Patty kepada Monitorday.com, Minggu (10/1/2021).
Menurut Nusra, belajar tidak hanya transferring knowledge , namun merupakan upaya dari process of understanding dari apa yang dipelajari. Proses inilah yang sangat penting, di mana ada yang berhasil dan ada pula yang gagal.
"Proses belajar yang diberikan kepada siswa agar dapat memahami apa yang kita sampaikan harus membuat siswa senang dan termotivasi untuk belajar," ungkap Nusra.
Nusra yang dikenal sebagai kepala sekolah dasar berprestasi di Kota Bahari ini pun dikenal sangat inovatif dengan berbagai metode kegiatan belajar mengajar.
Nusra selama ini mendorong para guru untuk gunakan berbagai model pembelajaran yang orientasinya untuk melahirkan kegiatan belajar dan mengajar (KBM) yang menyenangkan.
Selanjutnya, Nusra juga mengakui bahwa format pembelajaran yang senantiasa menggunakan pendekatan konsep dodika yang di inisiasi oleh Kadis Pendidikan Kota Ternate, Ibrahim Muhammad, sangatlah tepat untuk dijawantahkan di Kota Ternate.
Nusra mengutip pernyataan Kadisdik Kota Ternate bahwa fungsi kontrol pendidikan bukan hanya tangungjawab sekolah dan guru saja, akan tetapi dari pihak orangtua juga memiliki fungsi kontrol terhadap anak-anak, sebagaimana konsep Dodika berfilosofi L3S yakni Soa, Sekolah, Sigi.
Namun, Nusra juga tak memungkiri bahwa sebagus apapun metode yang diimplementasikan saat pandemi ini, KBM tidak sepenuhnya berjalan sesuai ekspektasi.
Eksistensi pembelajaran yang menyenangkan akhirnya menjadi pembelajaran yang membosankan. Pembelajaran online tidak harus memaksakan siswa mencapai target pembelajaran seperti ketika pembelajaran tatap muka.
Menyikapi kondisi saat ini, selain narasi optimisme, juga literasi yang produktif yang bisa membuat peserta didik merasa nyaman. Dengan demikian, mereka masih yakin untuk tetap belajar dan menyongsong masa depan di tengah pandemi Covid-19 yang tak jelas kapan berakhirnya.
"Yang bisa kita lakukan saat ini adalah mengimbau juga mengajak siswa senantiasa menjaga kesehatan, tetap semangat menjalankan social distancing dan saling memberi motivasi untuk tetap semangat dalam belajar. Misalnya siswa diajak untuk mengirimkan foto kegiatannya di rumah dan pendapatnya dalam melakasanakan pembelajaran daring dan pencegahan Covid-19," tutur Nusra.
Nuansa harmonis dan penuh antusias saat belajar di rumah sebaiknya didokumentasikan dan kemudian di share di group WA.
"Seyogyanya jangan hanya berbagi foto selfie lagi belanja atau foto yang tak penting lainnya justru di unggah di media sosial," imbau Nusra.
Nusra kembali berharap kepada Yang Maha Kuasa agar Covid-19 segera berakhir dan pembelajaran kembali normal seperti sediakala.