Gelar Milad Akbar di Jogja, IMM Usung Tema Indonesia Berkeadilan
Dalam milad kali ini, IMM mengusung tema ‘Meneguhkan Nalar Gerakan untuk Indonesia Berkeadilan’. Tema tersebut menurut Ketua DPP IMM Ali Mutohirin, berlatar belakang kondisi kembangsaan saat ini yang dirasa masih jauh dari cita-cita kemerdekaan.

MONITORDAY.COM - Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) akan gelar acara miladnya ke-54 di Jogjakarta. Gelaran tersebut terdiri dari beberapa rangkaian acara yang pada puncaknya nanti pada 14 Maret mendatang.
Dalam milad kali ini, IMM mengusung tema ‘Meneguhkan Nalar Gerakan untuk Indonesia Berkeadilan’. Tema tersebut menurut Ketua DPP IMM Ali Mutohirin, berlatar belakang kondisi kembangsaan saat ini yang dirasa masih jauh dari cita-cita kemerdekaan.
“Tema ini diambil sebagai spirit dari nalar besar berdirinya IMM sekaligus keprihatinan dari kondisi kebangsaan yang masih jauh dari cita-cita kemerdekaan, yaitu hadirnya keadilan,” ujar Ali melaui keterangan tertulisnya kepada monitorday.com, Sabtu, (03/03/2018).
Memilih Jogja untuk menggelar acara ini, karena IMM ingin menggali semangat kader IMM dari tempat lahirnya IMM, yaitu pada 14 Maret 1964 di Jogjakarta.
Konsep besar dari rangkaian acara milad IMM tersebut, menurut Ali untuk mengembalikan semangat kader IMM agar terus peduli dengan kondisi kebangsaan yang ada.
“Bentuk dari perayaan ini terdiri dari seminar, talkshow, orasi kebangsaan, bakti sosial dan acara kolosal lainnya,” ungkapnya.
Ali mengungkapkan, bahwa acara Milad ini akan dihadiri oleh tokoh-tokoh nasional, baik pemeritahan, dari Muhammadiyah serta tidak ketinggalan menghadirkan para pendiri IMM. Kemudian juga pada puncaknya acara ini akan menghadirkan kader IMM dari seluruh Indonesia.
Pada malam puncak pada 14 Maret nanti, akan diisi orasi kebangsaan dan launching program ‘IMM Mengabdi’ sebagai wujud dari komitmen IMM untuk mengawal perjalanan bangsa.
“melalui program ini, IMM akan mengirim kadernya yang tergabung dalam guru muda ikatan mengajar di daerah perbatasan, yang membutuhkan tenaga mendidik,” tutupnya.