Gebrakan Kecil Mas Menteri di Hari Guru Nasional 2019

Seberapa jitunya strategi untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan, jika tak dibarengi dengan peningkatan kualitas guru, maka sama saja sia-sia.

Gebrakan Kecil Mas Menteri di Hari Guru Nasional 2019
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim/Net

Masih hangat dalam ingatan. Usai dilantik, Mas Menteri (Baca:Nadiem Makarim) mengatakan, dirinya tak punya rencana 100 hari kerja. Ia hanya memastikan pada jangka waktu tersebut, tugas yang paling rutin dikerjakannya adalah "mendengar".

Ia mengaku, akan lebih sering bersilaturahim dengan para tokoh pegiat pendidikan termasuk kepada Kemdikbud sebelumnya, Muhadjir Effendy untuk berdiskusi dan meminta masukan-masukan. Semua itu ia lakukan untuk menegaskan bahwa posisinya di Kemdikbud bukanlah menjadi seorang guru melainkan menjadi seorang murid yang belajar dari nol. Tapi ia juga menegaskan, dirinya adalah murid adaptatif yang terbiasa cepat belajar dan belajar cepat.

Kendati tak punya rencana 100 Hari Kerja, bukan berarti Mas Menteri tak mengerti persoalan yang terjadi dalam dunia pendidikan. Mas Menteri sudah merancang langkah dan rencana jitu untuk memecahkan segala persoalan itu. Namun Mas Menteri sadar, seberapa jitunya strategi, jika tak dibarengi dengan peningkatan kualitas guru, maka sama saja sia-sia. Karena itu, dalam konteks ini, peran guru menjadi sangat penting, ting, ting, ting!

Hari guru tinggal bilangan waktu. Jika mengacu kepada naskah pidato Mas Menteri yang sudah lebih dulu terserak di dunia maya, maka tak kurang tiga hari lagi jelang diperingatinya Hari Guru Nasional, pada 25 November 2019.

Namun kali ini, bukan seremonial Hari Guru itu yang ditunggu. Melainkan gebrakan Mas Menteri, Nadiem Makarim dalam memberikan perbaikan dan perubahan yang segar dalam dunia pendidikan di era digital. Tentu siapapun, menunggu hal demikian. Tapi kita harus menyadari bahwa, untuk mencapai perubahan yang besar, semua harus dimulai dengan perubahan kecil.

Dalam naskah pidato yang diperuntukkan pada upacara bendera peringatan Hari Guru Nasional 2019 itu, Mas Menteri menyampaikan pesan yang lugas dan langsung menyentuh titik permasalahan dari sistem pendidikan di Indonesia. Ia mengajak para guru untuk melakukan perubahan dan perbaikan dari hal terkecil namun berdampak besar, di antaranya:

1. Ajaklah kelas berdiskusi, bukan hanya mendengar.
2. Berikan kesempatan kepada murid untuk mengajar di kelas
3. Cetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas.
4. Temukan suatu bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri.
5. Tawarkan bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan.

Mas Menteri telah menyampaikan hal-hal yang dibutuhkan bagi guru melalui 5 poin tersebut untuk memperbaiki sistem pendidikan kita saat ini. Kelima poin tersebut menjadi solusi atas persoalan yang terjadi dalam pendidikan di Indonesia. Semoga para guru di Indonesia dapat merealisasikannya. Dan semoga guru di Indonesia terus sejahtera..

Berikut naskah pidato lengkapnya: 

PIDATO MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PADA UPACARA BENDERA PERINGATAN HARI GURU NASIONAL TAHUN 2019

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Shalom,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Rahayu,

Selamat pagi dan salam kebajikan bagi kita semua,

Bapak dan Ibu Guru yang saya hormati,

Biasanya tradisi Hari Guru dipenuhi oleh kata-kata inspiratif dan retorik. Mohon maaf, tetapi hari ini pidato saya akan sedikit berbeda. Saya ingin berbicara apa adanya, dengan hati yang tulus, kepada semua guru di Indonesia dari Sabang sampai Merauke,

Guru Indonesia yang Tercinta, tugas Anda adalah yang termulia sekaligus yang tersulit.

Anda ditugasi untuk membentuk masa depan bangsa, tetapi lebih sering diberi aturan dibandingkan dengan pertolongan.

Anda ingin membantu murid yang mengalami ketertinggalan di kelas, tetapi waktu anda habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas.

Anda tahu betul bahwa potensi anak tidak dapat diukur dari hasil ujian, tetapi terpaksa mengejar angka karena didesak berbagai pemangku kepentingan.

Anda ingin mengajak murid keluar kelas untuk belajar dari dunia sekitarnya, tetapi kurikulum yang begitu padat menutup pintu petualangan.

Anda frustasi karena anda tahu bahwa di dunia nyata kemampuan berkarya dan berkolaborasi akan menentukan kesuksesan anak, bukan kemampuan menghafal.

Anda tahu bahwa setiap anak memiliki kebutuhan berbeda, tetapi keseragaman telah mengalahkan keberagaman sebagai prinsip dasar birokrasi.

Anda ingin setiap murid terinspirasi, tetapi anda tidak diberi kepercayaan untuk berinovasi.

Saya tidak akan membuat janji-janji kosong kepada anda. Perubahan adalah hal yang sulit dan penuh dengan ketidaknyamanan. Satu hal yang pasti, saya akan berjuang untuk kemerdekaan belajar di Indonesia.

Namun, perubahan tidak dapat dimulai dari atas. Semuanya berawal dan berakhir dari guru. Jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah. Ambillah langkah pertama.

Besok, di mana pun anda berada, lakukan perubahan kecil di kelas anda.

- Ajaklah kelas berdiskusi, bukan hanya mendengar.
- Berikan kesempatan kepada murid untuk mengajar di kelas
- Cetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas.
- Temukan suatu bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri.
- Tawarkan bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan.

Apa pun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan bergerak.

Selamat Hari Guru,
#merdekabelajar #gurupenggerak

Wassalammualaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Shalom,
Om Santi Santi Santi Om,
Namo Buddhaya,
Rahayu.

Jakarta, 25 November 2019
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Nadiem Anwar Makarim