Ganjar Inginkan Pembangunan yang Libatkan Masyarakat dan Ramah Lingkungan

MONITORDAY.COM - Ada sebuah momentum penting ketika Diskusi Virtual antara Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan Duta Besar Inggris. Kepada Dubes Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, gubernur mengungkapkan, Jawa Tengah dengan Inggris selama ini sudah terlibat dalam kerja sama bidang pendidikan, khususnya sekolah vokasional. Misalnya tentang metode pendidikan bahasa Inggris bagi siswa di sekolah.
Kerjasama tersebut bertujuan agar lulusan SMA dan SMK di Jawa Tengah sudah lancar berbahasa Inggris, sehingga bisa menjadi bekal sekaligus juga peluang dalam menghadapi tantangan global. SDM berkompeten mudah terserap pasar kerja seiring investasi dan pembangunan yang sedang berjalan di dalam negeri maupun mengakses berbagai peluang di pasar kerja global.
Disamping soal pendidikan, Pemerintah Kerajaan Inggris juga tertarik melakukan kerja sama dalam bidang energi, khususnya energi baru terbarukan (EBT), infrastruktur bahkan juga industri dan perdagangan. Inggris adalah sah satu negara maju dengan dukungan modal, teknologi, dan kreativitas yang tinggi.
Ada kawasan industri di Batang yang sedang dikembangkan di Jawa Tengah dan insentifnya juga cukup bagus. Jawa Tengah dan Inggris memiliki perhatian yang sama dalam hal global climate change atau perubahan iklim global. Kesempatan ini dimanfaatkan gubernur untuk menceritakan bagaimana kondisi Jawa Tengah yang tidak memiliki banyak hutan serta kawasan pesisir pantai utara yang mengalami problem penurunan permukaan tanah.
Industrialisasi juga membawa masalah sampah. Apalagi bila sampah industri tersebut tergolong berbahaya dan mencemari lingkungan. Masalah sampah dan limbah yang muncul akibat industrialisasi. Penting keterlibatan masyarakat dalam merawat alam dan peduli mengolah sampah dengan benar.
Pemerintah Inggris juga punya agenda yang sama terkait kepedulian terhadap perubahan iklim. Maka industri dan teknologi ke depan yang akan dipilih mestinya yang lebih ramah lingkungan. Menurut Ganjar, Kedutaan Besar Inggris juga menyampaikan apresiasi kepada masyarakat Jawa Tengah yang relatif memiliki kepedulian tentang pandemi ini.
Terkait hal ini, Ganjar menjelaskan bagaimana pengelolaan berbasis masyarakat digalakkan. Pola menggerakkan komunitas di masyarakat tersebut relatif efektif dan cukup membantu dalam menangani pandemi.
Maka Pemerintah Inggris juga merespons dan mau menindaklanjuti misalnya dalam hal teknologi tentang kesehatan, bidang farmasi dan sebagainya atau investasi industri dalam bidang farmasi dan alat kesehatan. Sementara itu, Dubes Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins dalam kesempatan tersebut menyampaikan, peluang kerja sama dalam bidang energi terbarukan tersebut cukup besar.
Apalagi Jawa Tengah sudah memiliki ambisi besar menggunakan energi terbarukan seperti solar panel (panel surya). Penggunaan energi terbarukan tersebut juga sejalan dengan upaya mengurangi polusi sehingga bumi tetap terjaga.Pemerintah Kerajaan Inggris juga sudah melakukan banyak sekali usaha di bidang pembangunan yang berkelanjutan. Bulan November lalu Inggris juga menjadi tuan rumah konferensi bidang iklim.
Sementara itu Direktur Operasional PT KIW, Ahmad Fauzie Nur membenarkan Pembangunan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) Fase 1 seluas 450 Hektar sudah mencapai 95%. Dimana KITB akan diprioritaskan untuk industri high value technology yang membutuhkan kawasan dan tenaga kerja besar, denagn sektor industri pioneer serta berorientasi ekspor dan melibatkan pengusaha lokal.
Sebelumnya dikabarkan bahwa Presiden meninjau kemajuan pembangunan kawasan tersebut. Menurut Presiden Joko Widodo kawasan industri di Batang yang nantinya akan dikerjakan seluas 4.300 hektare. Sekarang telah disiapkan dan hampir selesai ini 450 hektare yang akan dipakai untuk investasi-investasi terutama yang berkaitan dengan teknologi.
Kunjungan ini dilakukannya untuk mengecek kesiapan Kawasan Industri Terpadu Batang yang pada Mei mendatang akan dilakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) untuk industri kaca. Akan menjadi industri kaca yang terbesar di Asia Tenggara. Dan setelah itu juga ada lagi industri prekursor, katoda yang akan juga mulai dibangun di bulan Juni atau Juli insyaallah dan seterusnya.
Disampaikan Presiden, kawasan industri ini akan dijadikan sebagai percontohan untuk pengembangan kawasan-kawasan industri di daerah lainnya. Dalam keterangan persnya, Presiden juga mengungkapkan bahwa dirinya telah memerintahkan kepada jajaran manajemen direksi PTPN, serta manajemen Grand Batang City untuk segera menyelesaikan pembangunan Kawasan Industri Terpadu Batang agar dapat menciptakan lapangan kerja.