Fenomena Penonton Bayaran Alias Alay
penonton yang sengaja dihadirkan untuk meramaikan suasana dalam acara televisi tersebut

LAKEYBANGET.COM- Bro and sis sebagai penonton televisi pastinya sudah tidak asing dengan pemandangan anak-anak yang bertingkah heboh atau menyerukan yel-yel di acara-acara musik ataupun talkshow, yang biasa disebut anak alay atau penonton bayaran. Karena keberadaan penonton bayaran ini menghidupkan suasana acara tersebut sehingga terlihat semarak. Tanpa adanya penonton bayaran acara serasa sepi dan mati. karena dalam acara televisi tersebut adanya interaksi antara artis dan penonton yang kerap terjadi agar suasana menjadi ramai dan hidup. Untuk menjadi seorang penonton bayaran atau yang disebut dengan alay biasanya mempunyai tarif tersendiri untuk sekali menjadi pesorak, bahkan plusnya bisa menjadi teman artis sekedarnya atau jalan bareng sama si artis. Seperti contoh mantan koordinator lapangan penonton bernama Elly Sugigi yang sekarang telah menjadi artis jejaknya berangkat dari kordinator penonton bayaran hingga dia sendiri menjadi seorang bintang berkat kerja kerasnya yang tak pernah padam.
gambar: life.viva.co.id
Ternyata penonton bayaran ada juga kelas-kelasnya alias tingkatannya yang berbeda-beda di setiap penampilannya. Sebut saja menurut Eni, salah seorang penonton bayaran, perbedaan kelas menjadi salah satu hal yang tidak menyenangkan dalam pekerja penonton bayaran. “Enggak enaknya ada kelasnya, ada kelas A, itu untuk baris satu dua, sisanya kelas biasa,” kata penonton bayaran yang sering muncul di acara televisi swasta.
Kelas A atau yang biasa disebut dengan kolingan cantik ini biasanya melalui casting dan juga harus memenuhi beberapa persyaratan khusus dari para koordinator di lapangan. “Bedanya kolingan cantik itu tingginya sekitar 165-an (cm) lebih, cantiknya nggak tau deh liatnya darimana, kalo mereka mungkin bisa dandan ya dan style bisa bagus,” katanya menjelaskan.
gambar: gerardusseptiankalis.wordpress.com
Selain itu warna kulit juga menjadi satu keharusan penilaian bagi kolingan cantik. “Harus putih, itu pertama ya. Orang cantik enggak putih juga kurang. Pokonya cantik tinggi putih. Kalo nggak ya stak,” tambahnya lagi. Perbedaan ini tentu bukan hanya perbedaan letak duduk, tapi juga besar dan kecilnya pemasukan.
“Bayarannya beda. Dua kali lipat dari kita (yang biasa),” katanya lagi. Hitungan kasarnya, jika seorang penonton bayaran kelas biasa mendapat bayaran Rp 50 ribu, maka untuk kolingan cantik bisa mendapatkan Rp 100 ribu per acara.
gambar: seleb.tempo.co
Meski berbeda penghasilan, Eni mengaku tetap senang dengan pekerjaannya yang sekarang ini. “Kita kerja kadang agak-agak mengalah, aku sih nikmatin jadi banyak enaknya,” katanya. Selama ini, saat berada di kelas biasa, Eni harus puas hanya bisa tampil dari baris belakang para penonton bayaran di televisi.
gambar: seleb.tempo.co
Saat baru-baru menjadi penonton bayaran, Eni pernah salah pilih tempat duduk. Seharusnya, tempat tersebut untuk mereka yang kelas A atau kolingan cantik. Eni mengaku sempat tersinggung ketika diusir. Tapi dia akhirnya mengerti pekerjaan tersebut memang ada kelasnya.
“Pernah enggak tau, gue main duduk aja, di paling depan, terus diamarahin. Tapi ke sini sini udah baik. Ya harus professional juga kitanya,” kata perempuan yang sekarang berada di bawah manajemen Elly Suhari ini.