Ekspor Ikan Hias Bandung Naik di Tengah Pandemi

MONITORDAY.COM - Pandemi covid-19 tidak mempengaruhi bisnis ikan hias di Bandung, Jawa Barat. Bahkan, tren perlintasan ekspor ikan hias mengalami peningkatan selama tahun 2020.
Kepala Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Bandung, Dedi Arief memaparkan komoditas ikan hias menunjukkan grafik yang menggembirakan dari tahun ke tahun.
"Pandemi malah naik 7,69% dari sisi volume yang kita ekspor," terang Dedi dikutip dari siaran pers Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Selasa (26/1/2021).
Dedi mengungkapkan, pada periode 2018, BKIPM Bandung mengekspor sebanyak 20.431.156 ekor ikan hias senilai Rp73,3 miliar. Angka ini kemudian meningkat menjadi 21.672.096 ekor dengan nilai Rp79,9 miliar selama tahun 2019.
Sementara di tahun 2020, angka lonjakan ekspor sebesar 23.317.318 ekor dengan nilai Rp93,3 miliar. menurut dia, hal tersebut menunjukkan bahwa permintaan semakin meningkat."Dari sisi nilai ekspor lonjakannya sebesar 16,68% di tengah kondisi pandemi," tutur Dedi.
Dia menambahkan, komoditas ikan hias yang sangat diminati oleh pasar ekspor di antaranya tetra, rasbora dan udang hias. Kolektor peminat ikan-ikan hias ini antara lain berasal dari 51 negara, dimana 3 besar di antaranya ialah Jepang, Amerika Serikat dan Singapura.
"Yang lebih membanggakan lagi, UPT BKIPM Bandung menduduk peringkat 2 ekspor ikan hias nasional," tambah Dedi.
Dedi juga menjelaskan dampak makro hulu dari kegiatan ekspor ikan hias dari Bandung. Menurutnya, para eksportir ikan hias memiliki pegawai sekira 60 orang dengan rata-rata pendapatan perbulan sebesar Rp4 juta perorang.
Angka pelibatan dari komoditas ikan hias semakin luas ketika eksportir juga bermitra dengan para pembudidaya.
Berdasarkan pendataan BKIPM Bandung, terdapat 100 pembudidaya yang bekerjasama dengan eksportir melalui skema kemitraan, di amana masing-masing pembudidaya memiliki sekira 3-4 orang pekerja.
"Dari situ, bisa kita lihat bahwa 1 eksportir memberikan kontribusi pendapatan masyarakat kira-kira 460 orang perbulan," jelas Dedi.
Karena itu, Dedi memastikan jajarannya akan terus memberikan pelayanan guna meningkatkan ekspor dari Bandung. Bahkan, dia menegaskan tak segan untuk jemput bola agar para pelaku usaha tertarik untuk menjadi eksportir.
"Peluang ekspor ada, jadi kita akan terus jemput bola. Pandemi bukan halangan bagi kita untuk memberika pelayanan terbaik, apalagi ada perputaran ekonomi di situ," demikian kata Dedi Arief.