Hanafi Rais Nilai Isu Radikalisme Untuk Tutupi Stagnasi Pertumbuhan Ekonomi
Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Hanafi Rais mengaku khawatir dengan isu radikalisme yang dikeluarkan pemerintah melalui menteri agama untuk menutupi stagnasi pertumbuhan ekonomi.

MONITORDAY.COM - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Hanafi Rais mengaku khawatir dengan isu radikalisme yang dikeluarkan pemerintah melalui menteri agama untuk menutupi stagnasi pertumbuhan ekonomi.
"Beberapa pengalaman negara yang lain, yang terjadi di negara lain, isu radikalisme itu biasanya dipakai untuk menutupi stagnasi ekonomi yang dihadapi oleh negara atau pemerintah yang bersangkutan," kata Hanafi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, (01/11).
Menurut Hanafi, khawatiran tersebut bukanlah tanpa alasan. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan pemerintah tidak sesuai. Hanafi meminta Menag untuk mengedepankan ukhuwah.
"Jadi sebaiknya pak Menteri Agama pakai lah semangat Islam untuk mengedepankan ukhuwah ya, bukan mengutamakan atau merasa yang paling benar," tambahnya.
Lebih lanjut, Hanafi mengatakan setelah dilantik Fachrul Razi mengatakan bahwa dirinya bukan menteri agama Islam, melainkan menteri lima agama yang diakui di Indonesia. Namun, lanjut Hanafi menilai persoalan radikalisme, Fachrul Razi malah menyudutkan umat Islam.
"Menag setelah dilantik menyatakan saya bukan menteri agama islam, saya menteri lima agama. Tapi ketika dia berbicara soal radikalisme, terorisme dan keamanan selalu dikaitkan dengan kelompok islam, bahkan simbol Islam yang dilarang baiknya. Apa yang dia lakukan untuk klarifikasi?," jelasnya.