Eka Sastra: HIPMI Konsisten Lahirkan Pengusaha Muda

Eka Sastra: HIPMI Konsisten Lahirkan Pengusaha Muda
Waketum HIPMI, Eka Sastra yang akrab di sapa Bang Eka di Tamu Redaksi Monday Media Group.

MONITORDAY.COM - Rata-rata negara maju yang memiliki ekonomi stabil, karena memiliki jumlah pengusaha 14 persen. Artinya 14 persen penduduk di negara tersebut adalah pengusaha. Namun posisi Indonesia dalam hal jumlah pengusaha masih rendah.  

Hal ini dikatakan oleh Waketum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Eka Sastra yang akrab di sapa Bang Eka di Tamu Redaksi Monday Media Group dengan tema "HIPMI Siapkan Strategi Negara Maju" Senin (15/3/2021). 

"Salah satu indikator ketangguhan perekonomian nasional sebuah negara dapat dilihat dari rasio jumlah pengusaha," ucap Eka yang juga Komisaris di PT Pupuk Kaltim.

Rasio pengusaha di dalam negeri masih sekitar 3,1 persen dari total populasi penduduk. Sementara di Singapura sudah 7%, Malaysia  6% dan Thailand 5%. 

“HIPMI sejauh ini terus berupaya dorong lahirnya pengusaha  dengan program edukatif ,” imbuh Eka.

Untuk itu, Hipmi menggagas beberapa program untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia khususnya pada generasi muda. Misalnya, Hipmi Coffee Entrepreneur,  Hipmi Goes to Campus, Hipmi Goes to School, Hipmi Santripreneur serta membuka akses permodalan dan pembinaan bagi seluruh anggota Hipmi. 

Sejauh ini, program tersebut ini membangun semangat dan jiwa entrepreneurship dalam diri generasi muda.

SDM para pengusaha muda Indonesia kelak dapat berkembang menjadi pengusaha yang handal, profesional dan memiliki daya saing.

HIPMI, kata Eka, dinilai sebagai satu-satunya organisasi yang konsisten mendorong lahirnya pengusaha. Hal ini pun diamini oleh Presiden Jokowi.

" Boleh dikata, sejauh ini HIPMI konsisten sehingga wajar anggota kami atau para senior kami banyak berkiprah di pemerintahan, diminta untuk memberikan kontribusi untuk bangsa dan negara. Termasuk Pak Presiden, beliau Ketua HIPMI Solo," kata Eka.

Pengusaha nasib, nasab dan design

Saat ditanya soal Pengusaha dan Politisi, Eka pun berkelakar soal pengusaha karena nasab, nasib dan design

Eka yang juga Anggota DPR RI, Komisi VI, Fraksi Golkar Periode 2014-2019 ini menjelaskan bahwa pengusaha by nasib adalah pengusaha yang tidak direncanakan sebelumnya.

lalu yang kedua yakni pengusaha by nasab. Artinya, seorang menjadi pengusaha karena faktor keturunan.

Dan ketiga yaitu  by design. Maksudnya, seseorang memang sudah merencanakan untuk menjadi seorang wirausaha.

"Sejak SD, saya sudah jualan karena saya bercita-cita jadi pengusaha" tutur Eka seraya memotivasi. 

Suami Cut Emma Mutia Ratna Dewi juga berpesan bahwa seorang pengusaha harus mengupgrade ilmu dan harus mau belajar dari berbagai sumber. 

" Ada sekitar 5.000 lebih buku. Mulai dari buku sastra, bisnis,politik dan macam-macamlah,” ungkap Eka.

Pengusaha yang care dan share

Selain itu, penggusaha harus mau mendengar masukan-masukan yang datang dari orang sekitar dan mengimplementasikannya dalam memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat. 

"Jadi pengusaha tidak boleh merasa lebih tahu. Boleh jadi gak tahu apa-apa, nah itu gak boleh. Kita harus menghargai kondisi sosial masyarakat serta peka dengan keadaan di sekitarnya. Istilahnya punya sense of caring and sharing dan hadir sebagai problem solver bukan sebaliknya, trouble maker" pungkas Eka.