Dukung PPKM Nataru, MUI: Bagian dari Menjaga Diri dan Agama

MONITORDAY.COM - Pemerintah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 saat libur natal 2021 dan tahun baru 2022 (Nataru). Kebijakan ini diambil untuk mencegah penyebaran Covid-19, karena kerap terjadi lonjakan kasus setelah adanya hari libur.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) turut mendukung kebijakan ini. Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Muhammad Cholil Nafis mengatakan, kebijakan ini penting didukung karena menjadi bagian dari menjaga diri dan agama.
"Saddudzdzariah (antisipasi) itu bagian dari cara menjaga diri dan menjaga agama. Maka upayanya dilandasi iman dan utk kebaikan bangsa. Jangan lengah krn kemungkinan covid-19 gelombang ke-3 masih mengintai kita," kata Cholil, dalam akun twitternya, dikutip Jumat (26/11/2021).
Cholil pun mengimbau masyarakat untuk bekerja sama menekan angka penularan Covid-19 sekaligus mencegah terjadinya gelombang ketiga wabah virus tersebut.
“Sejauh ini kita sudah dapat menekan angka penularan Covid dan relatif berhasil. Jangan sampai ada lonjakan infeksi lagi. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah untuk menerapkan PPKM (saat Nataru) adalah upaya antisipasif, dan kita semua harus patuhi demi kebaikan semua pihak,” kata Cholil.
Dia juga mengajak masyarakat untuk merayakan libur Nataru secara sederhana dan hanya melibatkan anggota keluarga inti. Adapun mereka yang tengah merantau atau berada jauh dari keluarga, Cholil menyarankan agar menunda niatan mudik demi menghindari lonjakan infeksi Covid-19.
Senada, Sekretaris Jenderal MUI, Buya Amirsyah Tambunan mengimbau seluruh masyarakat untuk mengikuti arahan pemerintah dan bekerja sama untuk menjaga stabilitas dan kondusivitas selama libur Natal dan tahun baru.
“Intinya semua pihak wajib menjaga iman, imun, dan aman. Terus berikhtiar, doa, dan tawakal, serta mempraktikkan protokol kesehatan (prokes),” ujar Amirsyah.
Amirsyah pun mengingatkan masyarakat untuk selalu mendahulukan keamanan kesehatan dengan menghindari kerumunan dan kegiatan yang berisiko menjadi sumber penularan virus.
"Perayaan Nataru dilakukan di rumah atau dengan anggota keluarga inti saja demi menghindari potensi lonjakan infeksi," kata Amirsyah.