Dubes Rina Ungkap Potensi Ekspor Mangga Hingga Buka Resto Padang di Dhaka

MONITORDAY.COM - Bangladesh berpotensi jadi tujuan utama ekspor Indonesia. Meski pandemi belum melandai, tanda-tanda pemulihan mulai tampak di negeri yang dulunya pernah bersatu dengan Pakistan.
Dari sekian peluang ekspor potensial, pengusaha Indonesia berpeluang melakukan ekspor hortikultura, seperti buah mangga juga membuka restauran padang di Bangladesh.
Hal ini disampaikan oleh Duta Besar Republik Indonesia Untuk Bangladesh Dan Nepal, Rina Soemarno di Kopi Pahit dengan tema Who's The Next Asian Tiger, Kamis (15/7/2021). Selain Dubes Rina, Founder Monday Media Group, H. M. Muchlas Rowi juga ikut memberikan pandangan seputar Bangladesh.
" Terkait dengan buah, masa mangga Brasil saja masuk di Dhaka, padahal jarak Indonesia dan negara ini sangat dekat, ketimbang dengan Brasil yang jauh sana. Selain itu, saya ajak rekan-rekan pengusaha Indonesia membuka restauran padang di Dhaka juga bercuan," ucap Dubes Rina dengan penuh semangat.
Dubes Rina pun mengatakan, peluang pengembangan ekspor buah mangga Indonesia di Dhaka ini, sangat menjanjikan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memperkuat daya saing mangga Indonesia di antaranya memperhatikan budidaya yang baik dan pemanfaatan teknologi pasca panen guna peningkatan kualitas produksi.
Sambung Dubes Rina, saat ini tuntutan mutu produk pangan dalam perdagangan dunia terus meningkat. Mutu hasil hortikultura segar merupakan kombinasi dari karakteristik kimia, nilai gizi, sifat sensoris, sifat fisik, mekanis dan fungsional yang memberi nilai bagi produk hortikultura segar sebagai bahan pangan.
Tampilan produk hortikultura segar, kata Dubes Rina, itu baik dan bebas dari kerusakan eksternal merupakan salah satu atribut mutu produk hortikultura segar.
Namun, Dubes Rina berpesan untuk memastikan beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memperkuat daya saing mangga Indonesia di antaranya memperhatikan budidaya yang baik dan pemanfaatan teknologi pasca panen guna peningkatan kualitas produksi.
Kendati demikian, ia mengakui, Indonesia bukanlah eksportir terbesar di negara ini. Peringkat pertama diduduki oleh Amerika Serikat, lalu diikuti India, Afrika Selatan, Iran, dan Filipina.
Meski demikian, Dubes Rina mengatakan, potensi peningkatan ekspor masih terbuka bagi Indonesia.
"Ini tantangan untuk bisa bersaing karena pangsa pasar bagi Indonesia relatif sangat kecil," ujar Dubes Rina.
Selain buah, Dubes Rina juga menegaskan bahwa nasi padang sangat digemari oleh warga Bangladesh karena memiliki cita rasa khas nusantara yang nikmat dan cocok untuk lidah warga setempat.
Untuk itu, keberadaan rumah makan Padang tampaknya memiliki prospect cemerlang di negeri ini. Nasi padang tidak hanya menjadikan salah satu kuliner pemersatu bangsa, tapi bisa diterima hampir seluruh lapisan masyarakat di Bangladesh.
Untuk itu, Dubes Rina kembali mengajak ke seluruh Investor dari Indonesia untuk melihat peluang tersebut.
Dengan jumlah penduduk sebesar sekitar 165 juta jiwa dan perekonomian yang terus tumbuh, Bangladesh menjadi pasar yang sangat potensial bagi produk-produk Tanah Air.
Lebih lanjut, kata Dubes Rina, Indonesia dan Bangladesh telah mencapai kesepakatan substantif atas keseluruhan teks perjanjian Indonesia-Bangladesh Preferential Trade Agreement (IB-PTA).
Bagi Bangladesh sendiri, perundingan PTA dengan Indonesia merupakan pengalaman pertama dalam menggandeng mitra di luar kawasan Asia Selatan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai total perdagangan Indonesia-Bangladesh pada 2018 mencapai US$1,97 miliar. Dari jumlah tersebut, Indonesia menikmati surplus yang sangat besar yakni US$1,79 miliar.
Adapun, selama periode Januari-Mei 2019, ekspor Indonesia ke Bangladesh tercatat US$884 juta, turun 4,01% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang menyentuh US$921 juta.
Indonesia telah mendatangkan berbagai barang dari Bangladesh senilai US%38,08 juta atau turun 9,48% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US%42,07 juta.