Dubes RI Ungkap Rahasia Kesuksesan Jerman Tangani Covid-19
Salah satu faktor keberhasilan Jerman karena memiliki infrastruktur kesehatan yang sangat bagus

MONITORDAY.COM - Jerman tergolong sebagai negara yang dapat dibilang sukses menangani Covid-19. Betapa tidak, dua minggu setelah lockdown, warga Jerman yang terkena virus sudah mencapai 100 ribu orang. Namun pada 28 April, kira-kira satu setengah bulan setelah lockdown, angkanya sudah turun mencapai 50 orang per 100 ribu atau tinggal sekitar separonya.
Karena ada kemajuan yang signifikan, pada 16 Mei Bundesliga atau liga sepakbola di Jerman, yang merupakan bagian dari liga sepak bola Eropa, sudah mulai boleh berjalan. Fakta ini merupakan prestasi yang mendapatkan pandangan positif dari berbagai pihak di masyarakat internasional.
"Kita dapat menghitung, sejak lockdown pertama sampai sampai Bundes Liga bermain, itu lamanya sekitar dua bulan. Dari jumlah infeksi yang sangat tinggi, 100 ribu, hanya menjadi menjadi 50 per 100 ribu atau hanya tinggal separonya," ujar Duta Besar Indonesia untuk Jerman, Arief Havas Oegrosen pada video conference hari secara live dari Jerman, yang disiarkan pada 30 Mei 2020 dari kantor BNPB, kantor Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Ia kemudian mengungkapkan faktor-faktor yang membuat Jerman berhasil mengatasi pandemi Covid-19. Pertama, adanya infrastruktur kesehatan yang sangat bagus. Dikatakannya bahwa di Jerman memiliki sekitar 2000 rumah sakit.
"Tahun lalu memang ada debat yang mengkritik adanya jumlah rumah sakit yang terlalu banyak di Jerman. Tapi sekarang terlihat jumlah rumah sakit yang banyak itu sangat membantu dalam masa pandemi," ujarnya.
Selain itu, lanjut Arief, Jerman memiliki 28 ribu tempat tidur ICU dan 35 ribu ventilator. Hal ini merupakan angka yang sangat tinggi dibandingkan dengan negara-negera di Eropa di sekitar Jerman.
"Untuk pengetahuan kita bersama, cikal bakal ventilator ditemukan di Jerman pada 1907. Sekarang ini Jerman membantu pasien negara-negara tetangga. Antara lain Italia dan Perancis," tuturnya.
Lebih lanjut ia menambahkan, Jerman juga memiliki kebijakan yang cepat tentang vaksin. Dana riset untuk vaksin sudah terkumpul mencapai 3,5 miliar Euro. Dan pada 23 April lalu, berkaitan dengan vaksin tersebut, clinical trial test terhadap manusia sudah dilakukan pada 200 subjek.
"Dan awal Juni ini diharapkan sudah ada pengumuman dari perusahaan-perusahaan di Jerman yang terlibat dalam pembuatan vaksin virus ini," tukasnya.
Selain itu dikatakannya, kebijakan yang dilakukan di Jerman untuk ekonomi cukup masif. Jerman menyiapkan dana stabilisasi sebesar 600 miliar Euro atau sekitar Rp 9.780 triliun (kurs Rp 16.300). Bantuan untuk UKM 165 miliar Euro (Rp 2.689,5 triliun). Bahkan beberapa bank, atas kebijakan Pemerintah, memberikan modal kerja sampai 1 miliar Euro bagi perusahaan, dengan pengembalian 10 tahun. Hutang untuk startup juga sampai 1 miliar Euro dengan pengembalian 10 tahun.
“Demikian. Semoga kebijakan yang dilakukan pemerintah Jerman dapat dijadikan salah satu referensi,” tandasnya.