Dubes Kenssy Rundingkan Penambahan Jumlah PMI Sektor Hospitality di Ceko

Dubes Kenssy Rundingkan Penambahan Jumlah PMI Sektor Hospitality di Ceko
Dubes RI Untuk Ceko, Kenssy D Ekaningsih (Dok: Layar tangkap zoom Kopi Pahit MMG)

MONITORDAY.COM - Dubes RI Untuk Ceko, Kenssy D Ekaningsih mengatakan pihaknya tengah merundingkan soal penambahan jumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) di sektor hospitality di Praha.

Menurut Dubes Kenssy, jumlah PMI tak sebanyak dengan negara lain. Ada beberapa alasan, salah satunya adalah faktor domestik.

Kendati demikian, Dubes Kenssy tengah berupaya agar Pemerintah Ceko mengkaji kembali aturan kuota ketenagakerjaan tersebut.

" Untuk hospitality, warga Ceko umumnya lebih nyaman dengan Ukraina dan Slovakia. Mereka Lebih nyaman. Jadi ini lebih ke faktor domestik, kemudian juga language barrier," ungkap Dubes Kenssy di diskusi virtual Kopi Pahit dengan tema "Ada Apa dengan Indonesia-Ceko", Senin (6/9/2021).

Pemerintah Ceko, ujar Dubes Kenssy, memiliki kriteria dalam perekrutan tenaga kerja asing. Yang dibutuhkan adalah high-skilled, medium-skilled, dan scientific/key personnel.

Untuk saat ini, PMI masih terbilang sedikit dibandingkan dengan Malaysia dan Vietnam yang lebih banyak mengisi tiga kebutuhan diatas.

Sementara untuk bidang hospitality, Pekerja Migran dari Filipina justru yang mendominasi. 

Namun, kata Dubes Kenssy, Indonesia jangan berkecil hati, Ceko sangat kagum dengan nusantara khususnya pariwisata di Bali. Diketahui, negara ini tak memiliki laut sehingga animo berlibur di wilayah pantai sangat tinggi.

" Jumlah warga Ceko yang bertamasya sebelum pandemi, menyentuh angka 25.000 orang. Ini pertanda positif dan sangat prospective," jelas Dubes Kenssy.

Lebih lanjut, Dubes Kenssy mengungkapkan bahwa KBRI Praha akan melakukan serangkaian pendekatan pada para pemangku kepentingan. Juga mengeksplor sektor-sektor bidang pekerja yang dapat diisi oleh pekerja Indonesia.

Dalam paparannya, Dubes Kenssy juga mengidentifikasi sejumlah kerja sama potensial kedua negara di bidang renewable energy guna penurunan emisi gas buang seperti hydropower, geothermal, tenaga surya, dan kerjasama pengembangan teknologi baterai untuk mobil listrik.

Hubungan di bidang Ekonomi

Dari sisi perdagangan dengan negara ASEAN, Indonesia menduduki peringkat ke-6  dengan total USD 568, 823 juta. Selama tahun 2017-2019, terjadi surplus perdaganganuntuk Indonesia

Ceko butuh bahan baku untuk mendukung sektor industri dan manufaktur. Nilai impor Indonesia dari Ceko juga tercatat cukup besar terutama produk industri dan pertahanan Ceko.

Sebagai sesama negara produsen batu bara, Ceko siap mendukung pemanfaatan batu bara yang bersih dan ramah lingkungan (clean coal technology).

Kedua negara juga telah menyepakati pertukaran experts di bidang Sumber Daya Mineral melalui pembentukan Working Group dalam mekanisme kerjasama bilateral.

Untuk menguatkan soft diplomasi Indonesia, maka pihak KBRI Ceko konsisten melakukan peningkatan People to People Contact,  promosi budaya Indonesia, memberikan kursus Bahasa Indonesia kepada diaspora Indonesia dan melakukan outreach terutama ke sekolah-sekolah Ceko.