Dubes Jose: Rusia Minta Indonesia Siapkan 1000 Ton Alpukat, Ini Potensial

MONITORDAY.COM - Alpukat dan pisang merupakan buah yang mudah dijumpai di Indonesia, namun belum bisa meramaikan pasar Rusia. Bahkan, Rusia meminta Indonesia menyiapkan 1000 ton alpukat.
Hal ini disampaikan oleh Duta Besar Dubes RI untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, Jose Antonio Morato Tavares di diskusi Virtual Kopi Pahit Monday Media Group (MMG) dengan tajuk "Maknai 71 Hubungan Diplomatik Indonesia-Rusia Sabtu (31/7/2021).
" Menteri perdagangan Rusia pernah tanya ke Saya, Indonesia bisa menyiapkan 1000 ton alpukat gak di pasar kami?," ucap Dubes Jose menirukan pertanyaan Mendag Rusia.
Faktanya, kata Dubes Jose, Turki justru rajai ekspor alpukat dalam lima tahun terakhir sekitar $3,53 juta, tahun 2020 saja $1,48 juta, sedangkan tahun 2016 hanya $464. Dengan demikian, selama lima tahun terakhir, volume ekspor alpukat tumbuh 17 kali lipat.
Sambung Pria kelahiran Timor Leste ini, tidak hanya buah alpukat saja, pisang yang mudah di temui di nusantara, juga belum bisa memberikan andil terhadap potensi ekspor.
Kapan neh pisang ambon Indonesia masuk Rusia?
Ekuador yang jaraknya lebih jauh dari Indonesia, malah menguasai 96% pasar pisang di Rusia. Hebatnya, negeri ini hanya mengekspor 1 item, yakni pisang ambon. Padahal Indonesia punyak banyak jenis pisang.
Rusia sangat bergantung pada buah-buahan impor. Menurut analis EastFruit, impor buah ke Rusia pada 2020 merupakan yang tertinggi dalam enam tahun terakhir.
Berdasarkan data Federal Custom Service Rusia pada tahun 2019 saja, volume impor buah ke Rusia mencapai $5,2 miliar – angka tertinggi sejak tahun 2015.
Tahun yang sama, Impor sayur dan buah Rusia didominasi oleh Ekuador sebesar 21%, Turki 15%, China 10%, Azerbaijan 6%, Mesir 6%, Moldova 5%, dan Belarus 4%.
Memasuki tahun 2020, sejumlah negara pemasok dengan peningkatan tercepat dalam ekspor buah ke Rusia adalah Turki (+ 32%), Uzbekistan (ekspor dua kali lipat), Peru (+ 39%), Georgia (+ 79%) dan Brasil (+ 37% ). Ekspor buah ke Rusia berkurang secara signifikan oleh Maroko (-25%), Cina (-58%), Pakistan (-17%) dan Vietnam (-16%).
Lantas Indonesia di urutan ke berapa? sayangnya, di tahun 2019 saja, Indonesia hanya mengambil pasar buah Rusia dengan nilai ekspor US$ 11,28 juta dan jumlahnya 8.146 ton.
Dengan demikian, upaya meningkatkan ekspor ke Rusia membutuhkan dukungan semua pihak, termasuk pelaku UKM Indonesia.
Menurut Dubes Jose, potensi perdagangan kedua negara perlu terus ditingkatkan. Perdagangan antara Indonesia-Federasi Rusia saat ini belum mencerminkan potensi kerja sama yang sangat besar.
Total perdagangan Indonesia-Federasi Rusia pada Januari—Februari 2021 tercatat sebesar USD 394,02 juta atau meningkat 13,66 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dari jumlah tersebut, ekspor Indonesia ke Federasi Rusia sebesar USD 205,88 juta. Sedangkan, impor Indonesia dari Federasi Rusia sebesar USD 188,13 juta.
Beberapa produk yang diekspor ke Rusia diantaranya produk minyak sawit (CPO), karet alam, kopra, mentega kakao, alas kaki, kopi, teh, dan peralatan elektronik.
Selain produk utama yang dipasarkan ke pasar Rusia, terdapat beberapa produk UKM Indonesia yang memiliki potensi dan peluang besar untuk ekspor ke Rusia yaitu kopi, teh, buah-buahan tropis, dan produk perikanan.
Untuk itu, Dubes Jose memastikan bahwa KBRI Moskow sebagai candradimuka Indonesia siap memberikan dukungan dan fasilitasi dengan berbagai program seperti penjajakan kesepakatan dagang (business matching), misi dagang, penanganan inquiry, pameran, dan promosi yang terintegrasi.