Dua Langkah Erick dorong BSI Menuju 10 TOP Global Islamic Bank

MONITORDAY.COM - Kata orang, jika kita mencintai sesuatu, maka ia akan selalu konsisten untuk merawat dan membesarkannya. Sebagaimana kecintaan Erick kepada BSI, berbagai cara dilakukan untuk mendorong Bank Syariah Indonesia (BSI) menjadi 10 Top Bank Islam tingkat dunia ( 10 Top Global Islamic Bank).
Dalam berbagai survey, pelaksanaan ekonomi syariah cukup menggembirakan. Sebagaimana misalnya hasil survey Lembaga Dinar Standar melalui laporan State of the Global Islamic Economy Report: trhriving in uncertainty (2021). Menurut laporannya, Indonesia di daulat menjadi negara peringkat keempat (4) dalam pelaksanaan ekonomi syariah di dunia.
Peringkatan ini tentu menggembirakan, namun sangat disayangkan, faktanya tidak ada satu pun Bank Syariah di Indonesia yang masuk 10 Besar Bank Islam di Dunia. Sedangkan negara tetangga, Malaysia telah mencatatkan (2021) dua bank syariah menjadi 10 Top Islamic Bank yaitu Maybank Islamic posisi ke empat (4) dan CIMB Islamic Bank urutan ke Sembilan (9).
Setidaknya itulah yang menjadi kegelisahan Erick Thohir, selaku Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES). Tekadnya mengembangkan iklim ekonomi syariah di Indonesia patut diapresiasi, pembuktian itu melalui perwujudan Bank Syariah Indonesia (BSI). BSI diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 1 Februari 2021.
Hingga penghujung tahun 2021, BSI mampu menunjukan performa yang baik ditengah kondisi ekonomi yang belum pulih dan kondisi covid 19. BSI mampu mencatat laba bersih tahun 2021 sebesar 3,03 triliun. Selain laba, kenaikan juga terjadi pada asset, BSI mencatatkan aset sebesar 265,28 triliun. Mengalami kenaikan asset dari tahun sebelumnya sebesar 10,7 persen.
Konsistensi 20% kenaikan Aset BSI
Kinerja tersebut menjadi langkah optimis mengejar mimpi BSI, sebagaimana yang ditargetkan Erick pada tahun 2025, BSI menjadi bagian dari 10 Top Global Islamic Bank.
Berdasarkan data yang dirilis oleh theasianbanker.com, peringkat 10 dari peringkatan Global Islamic Bank diduduki oleh Al-Baraka Banking Group (BBG), bank asal Bahrain. Aset yang dimiliki BBG pada tahun 2021 sebesar $28,168 juta setara dengan 404,30 triliun rupiah, pada tahun 2020 aset BBG tercatat sebesar $26,104 juta setara dengan 374,63 triliun rupiah. Artinya BBG mampu mencatat kenaikan sebesar 7,9 persen.
Apakah dengan kosistensi kenaikan BSI sebesar 10,7 persen dalam jangka tiga tahun kedepan (2025) mampu mengejar aset BBG. Berikut simulasi menggunakan konsistensi kenaikan persentase aset (2021) dari BSI dan BBG.
Jika BBG konsisten dengan keiankan aset 7,9 persen pertahun, maka pada tahun 2022 diperkirakan aset BBG sebesar 436,23 triliun rupiah, pada tahun 2023 sebesar 470,69 triliun rupiah, pada tahun 2024 sebesar 507,87 triliun rupiah dan pada tahun 2025 sebesar 547,99 triliun rupiah.
Sedangkan konsistensi kenaikan aset BSI 10,7 persen pertahun, akan memberikan kontribusi kenaikan aset BSI pada tahun 2022 diperkirakan aset BSI 293,66 triliyun. Pada tahun 2023 menjadi 325,03 triliyun, tahun 2024 menjadi 359,81 dan pada tahun 2025 diperkirakan 398,31 triliyun.
Melihat simulasi diatas (BSI dan BBG), pada tahun 2025 ternyata BSI belum mampu mengimbangi jumlah aset BBG. BSI akan melampaui aset BBG hanya dengan tingkat kosistensi kenaikan pertahun 20 persen. jika BSI konsisten dengan kenaikan 20 persen pertahun, maka tahun 2025 diperkirakan aset BSI mencapai 550,06 triliun.
Dua Langkah Erick
Pertumbuhan BSI yang posistif sepanjang tahun 2021 patut diapresiasi. Namun, semua itu tidak cukup. Perlu pengambilan kebijkan guna mendorong BSI untuk mampu lari maraton.
Erick Thohir, selaku Menteri BUMN menunjukkan komitmen atas kemajuan dan masa depan BSI. Ada dua langkah yang sedang dirancang oleh Erick untuk mendorong pertumbuhan BSI di tahun 2022.
Pertama adalah penyertaan modal negara melalui saham seri A dwiwarna. Artinya, BSI yang sebelumnya menjadi anak perusahaan BUMN, kini akan dinaikan statusnya menjadi Bank BUMN. Langkah ini, membuat negara memiliki hak istimewa terhadap pengelolaan BSI, seperti menyetujui perubahan anggaran dasar dan pengangkatan/pemberhentian dewan direksi.
Kedua adalah mempertimbangkan penggabungan BTN Syariah kedalam BSI. Mengingat aset yang dimiliki BTN cukup besar yaitu 35,46 triliun (pada kuartal II/2021). Penguatan aset ini, tentu mendorong pertumbuhan BSI menjadi lebih cepat, syaratnya tentu dengan tata kelola perusahaan yang baik.
Kedua langkah ini menjadi angin segar bagi pertumbuhan BSI dan tentu akan memacu ketercapaian target 10 Top Global Islamic Bank pada tahun 2025. Artinya, dua langkah kebijakan ini, merupakan bentuk komitmen Erick untuk memastikan Bank Syariah Indonesia bertengger menjadi 10 Top Global Islamic Bank. Sebuah komitmen Erick meengembangkan ekonomi syariah.
Lalu bagaimana simulasi BSI agar mampu menggeser posisi BBG. Menurut perhitungan simulasi aset, jika pada tahun ini suntikan modal negara dan penggabungan total aset BTN Syariah mendorong posisi aset BSI mencapai 350 triliun, artinya hanya dengan konsistensi peningkatan aset sebesar 12,5% pertahun. BSI pada tahun 2025 mampu menggesert BBG dari peringkat 10 Besar. Berdasarkan simulasi itu, BSI pada tahun 2025 diperkirakan memiliki aset sebesar 560,62 triliun. Semoga dengan kebijakan ini, BSI mampu bersaing di tingkat global.
Posisi Erick sebagai Ketua Umum MES memberi dorongan pada pertumbuhan dan perkembangan ekonomi syariah, khususnya sektor perbankan dan keuangan. Kedua langkah diatas, merupakan wujud nyata mendorong BSI menjadi 10 Top Global Islamic Bank.
Sambutan langkah erick ini, senantiasa harus disambut baik. Dengan adanya Penyertaan Modal Negara dan juga bergabungnya BTN Syariah kelak, Dewan direksi dan pegawai BSI di seluruh Indonesia harus berupaya meningkatkan jumlah nasabah pembiayaan untuk mendorong kenaikan market share dan juga menghimpun dana pihak ketiga (DPK). Indonesia dengan jumlah penduduk muslim mencapai 86,9% tentu sangat memungkinkan.
Mengingat, status BSI yang akan beralih menjadi BUMN dan tidak lagi status anak perusahaan, tentu akan memberi peluang dan memperkuat posisinya. Misalnya BSI menjadi bank wajib bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS), sebagaimana bank himbara lainnya. begitu juga, semua langkah itu harus didorong juga dengan penguatan teknologi digital. Mengingat transaksi keuangan digital terus mengalami peningkatan.
BSI adalah sebuah fenomena. Ini menggambarkan, dimana ide atau gagasan dan praktik dapat berjalan dengan cepat jika pengambil kebijakan memiliki komitmen yang kuat terhadap ide tersebut. Sebagaimana komitmen Erick mewujudkan BSI menjadi 10 Top Global Islamic Bank. Semoga ikhtiar ini dimudahkan, iklim ekonomi syariah terus tumbuh dan berkembang di sektor lainnya.