DPRD Banten Hindari Kerumunan Massa dengan Blokir Objek Wisata

DPRD Banten Hindari Kerumunan Massa dengan Blokir Objek Wisata
Anggota DPRD Lebak di Banten Musa Weliansyah, mendukung terjadi kerumunan massa dengan menutup objek wisata

MONITORDAY.COM - Anggota DPRD Lebak di Banten Musa Weliansyah, mendukung terjadi kerumunan massa dengan menutup objek wisata guna mencegah penyebaran pandemi Covid-19.

"Kami setuju pernyataan Kapolri di Pelabuhan Merak yang melarang lokasi pariwisata itu dibuka," ujar dia yang juga Ketua Fraksi PPP DPRD Lebak, di Lebak, Selasa (11/5)

Pemerintah tentu harus mampu untuk pencegahan dan antisipasi penyebaran pandemi Covid-19 dengan menyekat arus pergerakan manusia di sejumlah pintu dan masuk tol Jakarta-Merak juga jalan-jalan yang strategis guna mengantisipasi pelarangan mudik Lebaran.

Kasus Covid-19 di India, kata dia, tertinggi angka kematian di dunia, sehingga jangan sampai terjadi di Indonesia. "Kami minta petugas dapat bertindak tegas, namun mengedepankan sisi humanis untuk pelarangan mudik itu," katanya.

Menurut dia, mereka juga menyayangkan kawasan pariwisata yang dibolehkan beroperasi sehingga menimbulkan keresahan masyarakat sementara pada sisi lain warga hendak pulang kampung dilarang. Dengan demikian, kata dia, pemerintah harus mengkaji ulang atas diizinkannya tempat pariwisata dibuka, seperti di Kabupaten Lebak.

"Saya kira dengan dibukanya tempat wisata itu tentu akan terjadi kerumunan dan berbahaya, karena bisa menyebarkan penyakit yang mematikan itu," kata dia.

Ia mengatakan, pemerintah daerah yang berkolaborasi dengan polisi, TNI, dan instansi lain, namun tidak berhasil 100 persen dan banyak yang pemudik lolos dari penjagaan petugas yang dapat dibuktikan mereka bisa pulang kampung hingga saat ini terus berdatangan dari Jakarta.

Warga yang pulang kampung melintasi jalan-jalan tikus tanpa penjagaan petugas juga terkadang petugas lengah karena hujan. "Kami meminta Bapak Kapolri dan para kepala daerah agar segera mengeluarkan maklumat penutupan tempat pariwisata," katanya.