Ditjen Diksi Akan Luncurkan Program SMK Pusat Keunggulan

Ditjen Diksi Akan Luncurkan Program SMK Pusat Keunggulan
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto (vokasi.kemdikbud.go.id)

MONITORDAY.COM - Sekolah Menengah Kejuruan merupakan unit satuan pendidikan yang strategis dalam mencetak SDM yang berkualitas dan siap kerja. Saat ini di Indonesia SMK berjumlah 14.186 sekolah dengan 74% adalah SMK swasta yang berjumlah 10.551 sekolah dan sisanya adalah SMK Negeri. 

Guna meningkatkan kualitas SMK yang ada, Dirjen Diksi akan meluncurkan Program SMK Pusat Keunggulan. Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto. SMK Pusat Keunggulan sudah dimulai pengembangannya dari tahun 2020 dengan nama program Center of Excellence. 

“SMK PK termasuk dalam salah satu program unggulan. Ini akan menjadi ‘Merdeka Belajar’ yang ke-8. Proses penyiapan pun sangat detail karena menyangkut 1,5 juta lulusan SMK di Indonesia, baik yang bekerja, melanjutkan ke perguruan tinggi maupun wirausaha, yang semuanya harus ‘link and match’ dengan dunia usaha dan indutri,” terang Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto saat Sosialisasi Pendampingan Perguruan Tinggi untuk Program SMK PK di Jogjakarta (5/2).

Dilansir dari laman resmi Dirjen Pendidikan Vokasi, SMK PK sendiri merupakan upaya pengembangan SMK dengan program keahlian tertentu agar mengalami peningkatan kualitas dan kinerja, yang diperkuat melalui kemitraan dan penyelarasan dengan DUDI, serta menjadi SMK rujukan dan pusat peningkatan kualitas dan kinerja SMK lainnya.

Program ini berfokus pada pengembangan SDM SMK dengan paradigma baru yang terintegrasi untuk bisa mengimbas ke sekolah lain dengan insentif bantuan fisik maupun nonfisik. Adapun kriteria seleksi SMK PK mencakup sektor prioritas permesinan dan konstruksi, ekonomi kreatif, hospitality, dan care services, serta prioritas lain berupa kerja sama luar negeri, KEK, maritim, dan pertanian.

Bedanya dengan program COE pada tahun 2020, Program SMK PK melibatkan Perguruan Tinggi sebagai pendamping bagi SMK PK. Tak hanya mendampingi, PT dan SMK diharapkan juga bisa berkolaborasi dalam melaksanakan riset terapan dan menjalankan program fast track. 

Nantinya, jelas Wikan, SMK bisa menjadi workshop-nya perguruan tinggi vokasi, bisa menjadi SMK fast track, serta mengerjakan riset terapan secara bersama-sama.

“Jadi, inilah yang menyatukan pendidkan vokasi, yakni dengan memperkuat perencanaan dan pengelolaan program SMK,” ujarnya.