Dirjen GTK: Guru Perlu Didorong Jadi Pemimpin Transformatif di Sekolah
Guru didorong menjadi pemimpin yang transformatif guna mengubah budaya feodal yang mempengaruhi Indonesia saat ini, agar perubahan akan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan sukses.

MONITORDAY.COM - Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Iwan Syahril mengatakan guru perlu didorong untuk menjadi pemimpin yang transformatif di sekolah. Namun syaratnya, guru tersebut harus memiliki komitmen tinggi dan memahami pembelajaran yang berpihak pada murid.
"Guru didorong menjadi pemimpin yang transformatif guna mengubah budaya feodal yang mempengaruhi Indonesia saat ini, agar perubahan akan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan sukses," kata Iwan, dikutip Senin (29/6).
Ia menambahkan, dalam studi komparatif yang dilakukan melalui kolaborasi McKinsey & Company dan The National College for Leadership of Schools and Children’s Services di 2010 menyimpulkan bentuk kepemimpinan yang sangat diperlukan untuk kesuksesan sekolah adalah kepemimpinan yang berfokus pada pengajaran, pembelajaran, dan manusia yang ada di sekolah.
Saat ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tengah menjalankan konsep Merdeka Belajar, dimana Iwan mengungkapkan bahwa outcome dari konsep ini adalah hasil belajar siswa.
“Kepemimpinan sekolah adalah hal yang sangat penting dalam transformasi pendidikan kita. Di Merdeka Belajar pemimpin pendidikan baik itu kepala sekolah, aparat pemimpin pendidikan yang ada di sekolah, pengawas sekolah, kepala dinas, ini harus diorientasikan memiliki pemahaman yang baik tentang bagaimana murid itu belajarnya,” kata Iwan Syahril.
Untuk itu, besar kesempatan guru untuk naik jenjang menjadi Kepala Sekolah. Pasalnya, syarat utama yang ditetapkan adalah memahami pembelajaran “Berhamba Pada Siswa” yang telah diterapkan sejak lama oleh Ki Hajar Dewantara.
Selain itu, Iwan juga mendorong pendidikan profesi calon guru dapat menghasilkan generasi guru baru yang berorientasi pada murid. Selain memiliki kompetensi untuk pengetahuan dan praktik profesional, guru generasi baru Indonesia harus berakhlak mulia, bernalar kritis, mandiri, kreatif, gotong royong, dan berkebinekaan global.
"Mereka memiliki renjana (gairah) menjadi guru dan memandang anak dengan rasa hormat," tutur Dirjen GTK Kemendikbud.