Curigai Kecurangan, Trump Enggan Transisi Kekuasaan Secara Damai Jika Kalah Pilpres

Trump mungkin berusaha mempertahankan kekuasaan menggunakan otoritas presiden.

Curigai Kecurangan, Trump Enggan Transisi Kekuasaan Secara Damai Jika Kalah Pilpres
Presiden Donald Trump dan Capres Joe Biden/Istimewa

MONITORDAY.COM - Presiden Donald Trump menolak berargumen apakah dia akan menerima hasil pemilu. Dengan nada bercanda, Trump mengatakan dia akan tetap menjabat hingga melewati dua masa jabatan yang terikat secara konstitusional.

“Yah, kita harus melihat apa yang terjadi nanti,” kata Trump ketika ditanya soal komitmen terhadap transisi damai, salah satu pilar demokrasi Amerika.

Menurut Trump,  jika dirinya tidak berkomitmen untuk memberikan transisi kekuasaan yang damai setelah pemilihan presiden Amerika Serikat pada 3 November mendatang.

Penolakannya untuk menjamin transisi yang bebas kekerasan kemungkinan mengkhawatirkan para lawannya yang sudah gelisah melihat posisi Trump sebagai penegak hukum federal dalam memadamkan aksi protes di kota-kota AS.

Mengutip CNN News, Kamis (24/9/2020), keenggan Trump untuk berkomitmen pada transisi damai berakar pada kekhawatirannya tentang surat suara. Dia menyatakan pemungutan suara melalui mail-in-ballots penuh dengan penipuan.

Trump yang saat ini tertinggal dalam jajak pendapat melawan penantang dari Partai Demokrat, Joe Biden, kemudian mengulang keluhannya yang hampir setiap hari tentang cara pemilihan itu diselenggarakan.

“Anda tahu bahwa saya telah mengeluh sangat keras tentang surat suara via pos dan surat suara itu adalah bencana,” ujar Trump mengenai peningkatan penggunaan surat suara via pos dikarenakan pandemi virus Corona.

Trump sering mengklaim bahwa surat suara tersebut rentan terhadap penipuan massal dan didorong oleh Demokrat untuk mencurangi pemilihan. Namun, tidak ada bukti bahwa surat suara yang dikirim melalui layanan pos menyebabkan penipuan yang signifikan dalam pemilu AS.

Pada konferensi pers tersebut, Trump tampaknya menyarankan untuk membatalkan apa yang diharapkan menjadi sejumlah besar surat suara yang dikirim, dengan mengatakan bahwa dalam skenario seperti itu, dia akan tetap berkuasa.

“Singkirkan surat suara itu dan Anda akan mendapatkan ketenangan,” cetusnya.

Sebelumnya Trump mengatakan Joe Biden hanya akan menang pada November jika pemilu itu “dicurangi” dan dia menyarankan hasil pemilu kemungkinan akan diperebutkan sampai ke Mahkamah Agung.

Saat ini, jajak pendapat nasional menunjukkan Trump mengantongi suara lebih rendah dari Biden.

Partai Demokrat sudah sejak lama khawatir bahwa Trump mungkin berusaha mempertahankan kekuasaan menggunakan otoritas presiden.